Dua ayat di atas diawali dari perkataan Ratu Bilqis dalam ayat 29. Ratu Bilqis mengabarkan kepada para penasihatnya bahwa sebuah surat mulia telah dikirimkan kepadanya.
قَالَتْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَؤُا۟ إِنِّىٓ أُلْقِىَ إِلَىَّ كِتَٰبٌ كَرِيمٌ
Artinya: “Berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.”
Surat itu disebut mulia karena baiknya pesan yang dituliskan. Disebut mulia juga karena diberi stempel, suatu kebiasaan yang dilakukan para raja yang dilakukan juga oleh Rasulullah SAW. Dikatakan mulia juga karena surat dibawa oleh seekor burung yang diketahui Ratu Bilqis tidak ada orang yang sanggup melakukannya kecuali seorang raja besar.
Setelah Ratu Bilqis menerima surat, ia memberitahu para penasihatnya terkait surat tersebut dengan berkata:
“Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Naml: 30-31).
Baca juga : Lantunan Alquran Menggema di Frankfurt Book Fair