Selasa 13 Jul 2021 05:05 WIB

Hakikat Qurban dalam Islam

Kita diperintahkan bersuka cita karena qurban adalah rahmat.

Hakikat Qurban dalam Islam. Sholat Idul Adha 1441 H di lingkungan Masjid Al-Azhar, Jakarta, Jumat (31/7/2020).
Foto:

Meneladani para Nabi

Kurban merupakan syariat qadimah yang telah ada semenjak zaman Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Bahkan sebagian ulama juga mengatakan bahwasannya kurban ada semenjak zaman Nabi Adam as. yang masyhur dengan kisah Qabil dan Habil. Dalam pensyariatan kurban tersebut terdapat kisah teladan yang perlu kita ikuti. Allah SWT berfirman :

Imam ath-Thabari mengkisahkan dalam kitabnya ‘Tarikh ath-Thabari’[6] dari Ibn Ishaq bahwasannya ketika Nabi Ibrahim as. diperintahkan untuk menyembelih anaknya, ia berkata kepada anaknya sebelum menyebutkan maksud yang sebenarnya, “Wahai anakku ambillah tali dan pisau lalu pergilah denganku ke syi’ib ini untuk mencari kayu bakar.”

Setelah pergi menuju syi’ib tersebut datanglah Iblis yang menyamar menjadi seorang lelaki untuk menghalanginya. Kemudian Iblis itu berkata kepada Nabi Ibrahim as.,”Wahai Syekh kemana hendak engkau pergi?” Nabi Ibrahim menjawab, “Aku ingin pergi ke syiib ini untuk keperluanku.” Lalu Iblis berkata, “Demi Allah sungguh aku telah melihat setan mendatangi engkau dalam mimpimu dan menyuruhmu untuk menyembelih anakmu ini, lantas engkau ingin menyembelihnya?”

Mendengar perkataan tersebut Nabi Ibrahim as. menyadari bahwasannya seorang lelaki tersebut adalah Iblis. Maka dari itu beliau berkata kepadanya,” Engkau tidak akan mendapatkan apapun dariku wahai musuh Allah, sungguh demi Allah akan kuteruskan perjalanan ini untuk melaksanakan perintah Allah.”

Setelah mendengar perkataan tersebut putus asalah Iblis untuk menggoda Nabi Ibrahim as. Maka dari itu ia pergi untuk menggoda puteranya, Nabi Ismail as yang berada di belakang ayahnya membawa tali dan pisau. Iblis berkata, ”Wahai anak kecil, apakah kau tahu akan dibawa kemana dirimu oleh ayahmu?” Nabi Ismail as. menjawab, “Mencari kayu bakar untuk keluarga kami ke syi’ib ini.” Iblispun berkata, “Demi Allah sesungguhnya ayahmu membawamu kesana untuk menyembelihmu.” Nabi Ismail as. bertanya, “Mengapa demikian?” Iblis menjawab, “Ia beranggapan bahwasannya Tuhannya memerintahkan untuk melakukannya.” Nabi Ismail as berkata, “Jika demikian maka lakukanlah apa yang telah diperintahkan oleh Tuhannya maka aku akan tunduk dan patuh.”

Setelah mendengar perkataan tersebut Iblis kembali berputus asa untuk menggoda Nabi Ismail. Maka dari itu ia pergi untuk menggoda Ibunya yaitu Sayyidah Hajar yang sedang berada di rumah.

Iblis berkata, “Wahai ibu Ismail, apakah kamu mengetahui kemana perginya Ibrahim dengan Ismail? Sy. Hajar menjawab, ”Pergi dengannya untuk mencari kayu bakar ke syi’ib ini.” Iblis berkata, “Seungguh Ibrahim pergi dengan Ismail untuk menyembelihnya.” Mendengarnya maka sy. Hajar mengingkarinya seraya berkata, “Tidak mungkin, sungguh ia sangat mencintainya.” Lalu Iblis berkata, “Sesungguhnya Ibrahim beranggapan bahwasannya tuhannya yang memerintahkan hal itu.” Sy. Hajar menjawab, “Jika Tuhannya memerintahkan hal tersebut maka aku akan tunduk dan patuh terhadap perintah-Nya.”

Setelah mendengar perkataan tersebut, maka pulanglah Iblis dengan penuh amarah karena telah gagal menggoda keluarga Nabi Ibrahim as. Maka sesampainya di syi’ib Tsabir, berkatalah Nabi Ibrahim as. kepada anaknya, “Wahai anakku, sungguh aku melihat dalam mimpiku bahwasannya aku menyembelihmu.” Nabi Ismail menjawab, “Wahai Ayahku lakukanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu, Insya allah aku termasuk orang-orang yang sabar.”

Dalam kisah tersebut dapat kita petik hikmah yang sangat berarti, yaitu keteguhan Iman dalam mengerjakan perintah Allah SWT. Allah SWT telah meneguhkan Iman segenap keluarga Nabi Ibrahim as. dan dengannya rencana Iblis gagal. Maka hendaknya kita kokohkan iman dan mengerjakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT termasuk kurban ini secara sukarela, tunduk, dan patuh.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement