Kamis 08 Jul 2021 23:21 WIB

Pinjaman Online Menurut Syariat dan 3 Syarat Utama

Pinjaman online pada dasarnya hukumnya boleh selama tidak merugikan

Pinjaman online pada dasarnya hukumnya boleh selama tidak merugikan. Ilustrasi pinjaman online
Foto:

Oleh : KH Abdul Muiz Ali, Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat dan Pengurus Lembaga Dakwah PBNU, dan Duta Pancasila BPIP RI

Ketiga, memaafkan orang yang tidak mampu bayar hutang termasuk perbuatan mulia. 

Hakikatnya hutang harus di bayar. Bahkan jika yang berhutangpun sudah meninggal, maka ahli warisnya punya kewajiban untuk melunasinya. 

Namun, bagi orang yang meminjamkan, jika yang orang yang pinjam uang betul-betul tidak bisa melunasi hutangnya, maka memaafkan adalah suatu perbuatan yang mulia dalam ajaran Islam.

وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ  “Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS  Al Baqarah 280). Dalam hadits disebutkan: 

مَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَادَامَ الْعَبْدُ فِيْ عَوْنِ أَخِيْهِ 

“Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat, dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama dia (suka) menolong saudaranya.”(HR Muslim).

Dalam hadits riwayat yang lain disebutkan perihal pentingnya memaafkan orang yang tidak mampu bayar hutang,

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (كان تاجر يداين الناس، فإذا رأى معسراً قال لفتيانه تجاوزوا عنه لعل الله أن يتجاوز عنا، فتجاوز الله عنه).

“Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW bersabda, ” Ada seorang pedagang yang memberikan pinjaman kepada manusia, maka jika dia melihat orangnya kesulitan, dia berkata kepada pelayannya: Bebaskanlah dia, semoga Allah membebaskan kita.  (dari dosa-dosa dan adzab), maka Allahpun membebaskannya." (Muttafaq 'Alaih). 

Sumber: mui.or.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement