Kamis 01 Jul 2021 01:58 WIB

Islamnya Kekaisaran Mongol

Bangsa Mongol, seperti dinasti-dinasti Islam lainnya, dipengaruhi klaim kesukuan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Bangsa Mongol.
Foto:

Muhammad ibn Tughluq sendiri, seperti banyak penguasa Muslim India selanjutnya, banyak membaca filsafat, sains, dan agama. Karena tidak memiliki legitimasi dinasti seperti yang ditegaskan oleh penggembala Mongol, dia mengikatkan legitimasinya dengan dukungannya terhadap syariat Islam.

Kepeduliannya terhadap syariat Islam bertepatan dengan semakin populernya tasawuf, terutama yang diwakili oleh Chishti Ariqah yang masif. Pemimpinnya yang paling terkenal, Niẓam al-Din Auliyāʾ, telah menjadi penasihat spiritual bagi banyak tokoh di istana sebelum Muhammad ibn Tughluq naik takhta, juga bagi individu Hindu dan Muslim.

Di India, tasawuf menyatukan anggota komunitas agama yang berbeda dengan cara yang sangat jarang terjadi di wilayah Islam bagian Barat.

Di sebelah Barat negara bagian Mamlūk yang sama terus menolak ekspansi Mongol. Sultan-sultannya dipilih bukan merujuk garis keturunan di antara sekelompok budak yang dibebaskan yang bertindak sebagai pemimpin dari berbagai korps budak.

Pada saat kematian salah satu sultan, berbagai korps militer akan bersaing untuk melihat pemimpin siapa yang akan menjadi sultan berikutnya. Para pemimpin berbagai korps budak membentuk oligarki yang memegang kendali atas sultan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement