Kamis 01 Jul 2021 01:58 WIB

Islamnya Kekaisaran Mongol

Bangsa Mongol, seperti dinasti-dinasti Islam lainnya, dipengaruhi klaim kesukuan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Bangsa Mongol.
Foto:

Meskipun ketidakstabilan politik merupakan dampak dari sistem semacam itu, perkembangan budaya memang terjadi. Para sultan secara aktif mendorong perdagangan dan pembangunan, dan Mamluk Kairo menjadi tempat kemegahan, dipenuhi dengan banyak monumen arsitektur.

Sementara bahasa Persia menjadi bahasa administrasi dan budaya di sebagian besar wilayah Islam, bahasa Arab saja terus dikembangkan di wilayah Mamlik, untuk kepentingan kehidupan intelektual yang beragam. Ibn al-Nafīs (meninggal 1288), seorang dokter, menulis tentang sirkulasi paru-paru 300 tahun sebelum ditemukan di Eropa.

Untuk Mamluk, al-Qalqashand menyusun sebuah ensiklopedia di mana ia mengamati tidak hanya praktik lokal tetapi juga semua informasi yang harus diketahui oleh administrator yang terlatih. Ibn Khallikān menyusun salah satu karya biografi Islam yang paling penting, kamus orang-orang terkemuka.

Kajian-kajian berwawasan syariat dielaborasi yaitu para ulama menyusun teori politik yang mencoba memahami kesultanan. Mereka juga menjajaki kemungkinan perluasan syariat dengan mengacu pada falsafah dan tasawuf.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement