Selasa 29 Jun 2021 09:50 WIB

Diskusi dengan Michael Hannahan: Muhammad Politikus Jenius

Nabi Muhammad mampu memainkan kepemimpinan politik yang efektif.

Diskusi dengan Michael Hannahan: Muhammad Politikus Jenius. Direktur Civic Initiative pada Donahue Institute, University of Massachusetts, Amherst, Amerika Serikat Michael Hannahan.
Foto:

Kecerdasan politik Nabi Muhammad adalah juga dalam hal mengontrol waktu. Mike mengaitkannya dengan sholat lima waktu. Dengan memimpin sholat lima waktu secara langsung, Nabi Muhammad sebenarnya tidak hanya mengajarkan umat Islam awal tentang pilar agama, tetapi melakukan kontrol sosial atas umat Islam.

Selain itu, kecerdasan politik Nabi Muhammad ini juga terekam dalam sejumlah perjanjian yang ia lakukan dengan berbagai pihak baik di Makkah maupun di Madinah. Tentang kesepakatan-kesepakatan yang dibuat Nabi Muhammad dengan penduduk Madinah, Mike berkesimpulan hanya orang yang memiliki kecerdasan politiklah yang mampu mengikat masyarakat yang secara identitas begitu majemuk dalam satu komunitas.

Contoh lainnya adalah perjanjian Hudaibiyah yang dilakukan Nabi Muhammad dengan penduduk 72 Makkah atau Suku Quraisy, sekilas tampak seperti merugikan kelompok Muslim. Di luar Mike, ada seorang kawan dari Amerika yang ketika berdiskusi tentang Perjanjian Hudaibiyah menyatakan keheranannya atas keputusan Nabi Muhammad menerima butir-butir perjanjian dengan Suku Quraisy itu.

Tetapi, “Di situlah saya melihat Muhammad sebagai seorang genius dalam hal politik. Muhammad tidak berfikir hanya tentang hari ini, tetapi tentang proyeksi masa depan.”

Diskusi saya dengan Mike selesai. Tetapi diskusi singkat itu lalu memantik keingintahuan saya untuk melacak lebih jauh tentang pemikiran-pemikiran serupa yang dianut oleh para sarjana Barat.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement