Senin 15 Mar 2021 05:59 WIB

Indahnya Tata Urut Ungkapan Alquran dan Keserasian Makna

Alquran mempunyai susunan ungkapan yang indah dengan keserasian makna

Alquran mempunyai susunan ungkapan yang indah dengan keserasian makna Unsur penciptaan manusia menurut Alquran (ilustrasi)
Foto:

Dan ketika Allah memberi sifat orang-orang yang benar-benar beriman dalam surat Al-Anfal 2-3 dengan tiga sifat yang masing-masing mewakili aktivitas hati, aktivitas badan dan aktifitas harta, yaitu: 

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ (2) الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۗ (3 

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal".

"(Yaitu) orang-orang yang melaksanakan sholat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka".

Allah SWT menjelaskan dalam ayat di atas aktivitas hati mereka yang mudah gemetar hatinya, mudah bertambah imannya dan tawakal kepada Allah, aktivitas fisik mereka yang gemar sholat dan aktifitas harta mereka dengan menginfakkannya. 

Setelah penjelasan ini, Allah menutupnya dengan balasan masing-masing secara runtut dan tertib dalam firman-Nya: 

اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌۚ

"Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia". 

Derajat tinggi balasan bagi aktivitas hati, ampunan adalah balasan bagi aktifitas fisik (sholat), dan rezeki yang mulia adalah balasan bagi aktifitas harta (infak). 

Benar-benar sebuah runtutan tuturan yang indah dan tertib. Contoh lain bisa kita lihat dalam ayat yang lebih singkat yaitu surat Al-Isra' 29:

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً اِلٰى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَّحْسُوْرًا "Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal."

Dalam ayat ini, Allah melarang manusia untuk berlaku pelit dan terlalu royal (berlebihan dalam mengeluarkan uang), dan dengan bijak Allah menutup ayat ini dengan akibat yang biasanya menimpa manusia jika tidak mengindahkan larangan ini secara runtut dan tertib, yaitu ia akan tercela (disalahkan orang-orang) jika pelit dan akan menyesali sumbangannya jika terlalu royal.  

 

Gaya bahasa seperti ini dalam kajian balaghah, biasa masuk pada pembahasan taqdim wa ta'khir, munasabah ma'nawiyah dan atau al laff wa an nasyr.  Wallahua a'lam

 

*Pengasuh Pesantren Darul Ulum, Peterongan Jombang, Jawa Timur

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement