Beberapa hal di atas merupakan sebagian dari kisah yang disebutkan dalam Alquran dan sunnah yang membuktikan kesalahan para nabi, namun hal ini tidak merugikan. Maka manusia diperitahkan untuk mengikuti mereka, Allah berfirman:
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ فَبِهُدٰىهُمُ اقْتَدِهْۗ قُلْ لَّآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًاۗ اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٰى لِلْعٰلَمِيْنَ ࣖ "Mereka itulah (para nabi) yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah (Muhammad), 'Aku tidak meminta imbalan kepadamu dalam menyampaikan (Alquran)' Alquran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk (segala umat) seluruh alam.” (QS Al An'am: 90).
Di sisi lain, hikmah tentang dibolehkannya sedikit kesalahan di antara mereka, yaitu adanya belas kasihan Allah kepada mereka. Bahkan Rasulullah terus bertobat kepada Allah SWT setiap hari.
وَعَنْ أبِي هُرَيرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: (وَاللهِ إَنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِليهِ فِي اليَومِ أَكثَرَ مِنْ سَبعِينَ مَرَّةً) رَوَاهُ البُخَارِيُّ
"Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata, "Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, 'Demi Allah, sesungguhnya aku pasti memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.'" (HR Al-Bukhari).
Sumber: islamweb