Setelah mengetahui maksudnya Nu’aim berkata: ”Umar, engkau menipu diri sendiri. Kau kira keluarga ‘Abdu Manaf akan membiarkan kau merajalela begini sesudah engkau membunuh Muhammad? Apa Tidak lebih baik kau pulang saja ke rumah dan perbaiki keluargamu sendiri?!”
Setelah tahu dari Nu’aim bahwa adiknya Fatimah dan suaminya Sa’id ibn Zaid sudah masuk Islam, Umar segera pulang menemui mereka. Menjelang masuk rumah Umar mendengar suara orang membaca Al-Qur’an.
Mengetahui kedatangan Umar, Khabab ibn Arat yang sedang mengajarkan Surat Thaha kepada Fatimah dan Sa’id cepat-cepat bersembunyi. Setelah masuk rumah, Umar langsung membentak: “Apa yang kalian baca? Tadi aku mendengarnya”. Karena tidak ada yang mengaku, Umar emosional lalu memukul Sa’id.
Fatimah yang berusaha melindungi suaminya juga kena pukulan Umar sehingga mengeluarkan darah. Kedua suami istri itu jadi panas hati dan berbalik manantang Umar: “Ya kami sudah masuk Islam. Sekarang lakukan saja apa yang kamu mau” kata mereka. Melihat darah di muka adiknya, Umar jadi gelisah dan menyesal.
Dia merasa iba melihat adiknya. Lalu dia meminta lembaran yang tadinya mereka baca. Fatimah tidak mau memberikannya. Tapi setelah Umar mendesaknya akhirnya Fatimah menyerahkan juga lembaran yang berisi Surat Thaha itu. Setelah membacanya hati Umar tersentuh. Cahaya hidayah masuk ke dalam qalbunya. Sampai pada ayat:
إِنَّنِيٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدۡنِي وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِيٓ
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (Q.S. Thaha 20:14)
Umar berhenti membacanya dan berkomentar: “Indah dan mulia sekali kalam ini. Antarkan aku menemui Muhammad.”
Mendengar komentar Umar, Khabab langsung keluar dari persembunyiannya. Katanya: “Bergembiralah Umar. Aku benar-benar berharap doa Rasulullah pada malam Kamis itu terkabul pada dirimu. Rasulullah SAW pada malam yang dimaksud Khabab itu berdo’a:”Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan salah satu lelaki yang paling Kau cintai, yaitu Umar ibn Khathab atau Abu Jahal ibn Hisyam”.
Umar memungut pedangnya, menghunusnya, kemudian berangkat ke rumah Arqam. Umar menggedor pintu. Seseorang mengintip dari celah-celah pintu. Mengetahui yang datang Umar dengan pedang terhunus, Hamzah berkata: “Buka pintunya. Jika dia bermaksud baik, kita akan menyambutnya. Jika dia bermaksud jelek, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri.”
Lalu Umar dibawa menghadap Nabi dan mengucapkan dua kalimah syahadah di hadapan Nabi. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah Hamzah masuk Islam.
Sumber: Majalah SM Edisi 02 Tahun 2019
https://suaramuhammadiyah.id/2021/02/17/65119/