Jumat 05 Mar 2021 17:39 WIB

Aspek Penciptaan Manusia Menurut Pakar Tafsir Ibnu Katsir

Ibnu Katsir mempunyai pendapat tentang aspek-aspek penciptaan

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Ibnu Katsir mempunyai pendapat tentang aspek-aspek penciptaan. Ilustrasi kaki bayi
Foto:

Yang artinya: “Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia lah Yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah (adanya) malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, jika Dia lah yang kamu hendak sembah.” 

Ketiga, sebagaimana bahwasannya manusia diciptakan dengan kebaikan pada dasaranya, manusia juga memulai kehidupannya dengan kebaikan. Adapun tabiat manusia, Ibnu Katsir berpendapat, manusia selalu cenderung mendekat dengan sikap berputus asa yang sia-sia. Terlebih jika diuji dengan musibah yang dianggapnya besar. Allah berfirman dalam Alquran surat Hud ayat 9: 

وَلَئِنْ أَذَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَاهَا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَئُوسٌ كَفُورٌ “Wa la-in adzaqnal-insana minna rahmatan tsumma naza’naha minhu laya-usun kafurun.”

Yang artinya: “Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi dan tidak berterima kasih (bersyukur).” 

Keempat, demikian juga salah satu tabiat manusia adalah kerap berendah diri apabila berhadapan dengan yang lebih tinggi darinya. Yakni ketika dihadapkan pada kemiskinan, tak sedikit dari manusia yang rela melanggar perintah Allah dan menggadaikan syariat dan juga akidah Islam demi tuntutan. 

Artinya, mereka tidak menjalani perintah Allah akibat rasa takut atas kemiskinan atau masalah yang tengah dihadapi. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat An-Nisa ayat 66: 

وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ أَوِ اخْرُجُوا مِنْ دِيَارِكُمْ مَا فَعَلُوهُ إِلَّا قَلِيلٌ مِنْهُمْ ۖ وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا

“Walaw anna katabna alaihim ani-qtuku anfusakum awikhrajuu min diyaarikum maa fa’aluhu illa qalilun minhum. Walaw annahum fa’aluu maa yuu’azhuna bihi. Lakaana khairan lahum wa asyadda tatsbuta.”  

Yang artinya: “Dan sesungguhnya jika Kami perintahkan kepada mereka: bunuhlah dirimu atau keluarlah dari kampungmu. Maka niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).”

Sumber: alukah 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement