Ibn Taimiyah berkata, "Khusus untuk puasa Rajab, hadits-hadits yang ada semuanya lemah (da'if), bahkan dibuat-buat (mawdu'). Para ulama tidak mengandalkan satupun dari mereka. Mereka tidak termasuk dalam hadits lemah yang telah diriwayatkan tentang kebajikan; sebaliknya kebanyakan dari mereka dibuat-buat dan palsu."
Di Al-Musnad dan di tempat lain ada hadits yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad memerintahkan puasa selama bulan-bulan suci, tetapi ini untuk berpuasa selama itu semua, bukan hanya Rajab. (Ibn Taimiyah, Majmu' Al-Fatwa, 25/290)
Ibn al-Qayyim berkata, "Setiap hadits yang menyebutkan puasa di bulan Rajab dan sholat pada beberapa malamnya adalah salah dan dibuat-buat.” (Al-Manar Al-Munif).
Syekh Sayyed Sabiq berkata, "Puasa di bulan Rajab tidak lebih baik dari puasa di bulan lainnya, kecuali itu adalah salah satu bulan suci. Tidak ada laporan dalam sunnah otentik yang menyatakan bahwa puasa di bulan ini ada yang istimewa. Apapun yang telah diriwayatkan tentang itu tidak layak untuk dikutip sebagai bukti," (Sayyed Sabiq, Fiqh As-Sunnah, 1/282).