Selasa 21 Apr 2020 21:57 WIB

Gua Hira, Awal Reformasi Global

Gua Hira merupakan lokasi di mana Rasulullah SAW menerima wahyu pertama

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Hasanul Rizqa
Peziarah bermunajat di Gua Hira, Jabal Nur (Bukit Cahaya), Makkah Al Mukarramah, Arab Saudi, Sabtu (4/5/2019) dini hari.
Foto: Antara/Aji Styawan
Peziarah bermunajat di Gua Hira, Jabal Nur (Bukit Cahaya), Makkah Al Mukarramah, Arab Saudi, Sabtu (4/5/2019) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gua Hira berlokasi di perbukitan Jabal Nur, Makkah, Jazirah Arab. Ini merupakan tempat pertama kalinya Nabi Muhammad SAW ber-uzlah. Yakni, menyingkir dari keramaian manusia untuk merenungi dan memikirkan kondisi kaumnya yang jahiliyah. Kondisi kaum Quraisy kala itu suka mabuk-mabukan, berzina, hingga membunuh anak kandung sendiri. Semua tabiat yang membuat Muhammad sedih.

Kondisi kaum Quraisy ketika itu sudah sangat buruk dan memprihatinkan. Mereka telah mempertuhankan berhala-berhala yang dibuat sendiri. Berhala-berhala itu dipuja dan disembah. Mereka meminta pertolongan kepada berhala-berhala itu.

Baca Juga

Karena itu, melihat kondisi buruk ini, Muhammad pergi mengasingkan diri dari kehidupan kaumnya yang nista. Ia mencari petunjuk dalam upaya memperbaiki kehidupan kaumnya. Selama tiga tahun berturut-turut selama bulan Ramadhan, Muhammad bertafakur di Gua Hira yang berada di timur laut Kota Makkah, di pinggir jalan menuju Ji’ranah.

Ia menjadi seorang pencari kebenaran sejati (the seeker of truth). Muhammad senantiasa memikirkan keadaan kaumnya yang sudah melupakan ajaran Nabi Ibrahim al-Khalil. Di tempat sempit itulah, Muhammad berkhalwat, mengasingkan diri dari kehidupan duniawi, dan mencari hakikat kebenaran.

Ketika tiba masanya, dalam tahannuts-nya di Gua Hira, Allah memberi wahyu kepada manusia yang ummi ini untuk menjadi rasul-Nya dalam memperbaiki kondisi moral kaum Quraisy yang sangat buruk. Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyeru umat manusia agar beriman kepada Allah.

Di Gua Hira, beliau mulai diangkat menjadi utusan-Nya. Adapun wahyu yang disampaikan melalui Malaikat Jibril itu adalah ayat 1 sampai ayat 5 dari surah Al-Alaq.

Ya, di tempat yang sempit itu, Nabi Muhammad SAW pun memulai reformasi global, memperbaiki kehidupan akhlak manusia. Tak hanya Quraisy, melainkan juga seluruh manusia, baik keturunan Arab maupun ‘Ajam (non-Arab). Semua diserukan untuk menyembah Allah, mengerjakan perbuatan baik (makruf), dan menjauhi perbuatan mungkar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement