REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT memberikan karamah kepad siapa saja yang dikehendaki, termasuk kepada para sahabat Rasulullah SAW.
Al Ala bin Al Hadrami adalah satu di antara sahabat Rasulullah yang diberikan keistimewaan oleh Allah SWT.
Sahabat Rasullulah dari Hadramaut yang diutus untuk mensyiarkan Islam di wilayah yang kini menjadi teritor Bahrain dan Qatar itu dikisahkan mempunyai kelebihan di mana doanya diijabah Allah sehingga dia bisa berjalan melewati laut.
Secuil kisah tentang Al Ala Al Hadramai ini dapat ditemukan redaksi lengkapnya dalam pembahasan awal tentang tanda-tanda para waliyullah dalam kitab Hilyatul Auliya wa Thabaqath Al Ashfiya.
Secara ringkas diceritakan, Sahm bin Minjam pernah pergi bertempur bersama Al Ala bin Al Hadramai untuk melawan pasukan musuh.
Rombongan Sahm dan Al Ala pun melakukan perjalanan hingga tiba di Darin. Saat itu rombongan Sahm terpisahkan dengan pasukan musuh oleh lautan.
Seketika itu Al Ala bin Al Hadramai memanjatkan doa: "Wahai Tuhan yang Mahamengetahui, wahai Tuhan yang Mahapenyantun, wahai Tuhan yang Mahatinggi, wahai Tuhan yang Mahabesar. Sesungguhnya kami ini adalah hamba-hamba Mu, berada di jalan-Mu, sedang memerangi musuh-Mu, ya Allah berilah kami jalan menuju mereka."
Setelah berdoa, Al Ala mengajak Sahm dan rombongannya masuk ke laut. Rombongan itu pun menyelam ke dalam laut namun air laut tak sampai membasahi sorban mereka. Rombongan itu pun dengan selamat keluar dari laut dan menuju musuh.
Begitupun disampaikan Abu Hurairah. Dia melihat tiga kejadian pada Al Ala bin Al Hadramai. Diantaranya ketika dia bersama Al Ala beserta rombongan berjalan hingga tiba di Bahrain dan terus berjalan hingga tiba di pantai.
Lalu Al Ala menyuruh untuk terus berjalan, kemudian Al Ala masuk ke laut dan melecut hewan tunggangannya. Al Ala pun berjalan diikuti rombongannya, sedangkan air laut tidak sampai ke lutut hewan yang ditunggangi.
Ketika gubernur Kisra, Ibnu Muka'bir melihat kejadian itu langsung berkata "Tidak demi Allah, kami tidak mau memerangi mereka," kata Ibnu Muka'bir.
Abu Nuaim dalam Hilyatul Auliya menjelaskan di antara tanda waliyullah lainya adalah dengan keyakinan gurun-gurun bisa merekah dan dengan sumpah para waliyullah samudra pun bisa terbelah sebagaimana yang terjadi pada Al Ala bin Al Hadramai.