REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abbad bin Bisyr bin Waqasy adalah sahabat Nabi Muhammad SAW dari kalangan Anshar. Abbad ibn Bisyr ibn Waqasy berasal dari suku Aus keturunan Bani Asyahli, biasa dipanggil Abu Bisyr atau Abu al-Rabi.
Diriwayatkan dari sahabatnya sendiri, Ibn Yasar dari Uqail ibn Jabir bahwa Jabir ibn Abdullah al-Anshari berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah dari tempat perlindungan kami di kebun kurma dalam perang Dzatur Riqa. Dalam perang itu, seorang wanita musyrik terkena anak panah seorang Muslim."
"Seusai peperangan, dan setelah Rasulullah pulang ke markas, suami wanita musyrik itu datang dan melihat apa yang terjadi pada istrinya. la marah dan bersumpah akan membalas dendam hingga salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW bersimbah darah. Diam-diam, ia (suami wanita musyrik) mencari tahu di mana Nabi Muhammad SAW menginap malam itu."
Saat Nabi Muhammad SAW hendak masuk rumah, beliau bersabda, “Siapakah yang mau berjaga malam ini?”
Amar ibn Yasar dan Abbad bin Bisyr bangkit dan berkata, “Kami (siap berjaga), wahai Rasulullah.”
Berjagalah Amar bin Yasar dan Abbad bin Bisyr dekat gerbang Syi’ib. Saat itu Rasulullah SAW dan para sahabat menginap di Syi’ib, di sebuah lembah.
Amar bin Yasar dan Abbad bin Bisyr pergi menuju gerbang Syi’ib.
Abbad ibn Bisyr bertanya, “Kau ingin aku berjaga di awal atau di akhir malam?”
Amar bin Yasar menjawab, “Kau berjaga di awal malam, dan aku di akhir malam.”
Kemudian Amar bin Yasar berbaring dan tertidur pulas. Abbad bin Bisyr mendirikan sholat sunnah sambil berjaga. Ketika itulah suami wanita musyrik itu datang.
Ketika melihat Abbad bin Bisyr yang sedang sholat, lelaki (suami wanita musyrik) itu tidak menyia-nyiakan kesempatan. la langsung melepaskan panah ke arah Abbad bin Bisyr dan tepat mengenai tubuhnya.
Terkena panah tidak membuat Abbad bin Bisyr membatalkan sholatnya. la hanya mencabut panah dan melanjutkan shalatnya. Lelaki itu kembali melepaskan anak panah dari busurnya. Abbad bin Bisyr tetap berdiri dalam sholatnya. Untuk ketiga kalinya lelaki itu meluncurkan anak panah, dan Abbad ibn Bisyr mencabut panah yang tertancap di tubuhnya, lalu ia rukuk, lantas sujud.
Baru setelah selesai sholat sunnah, Abbad ibn Bisyr membangunkan Amar ibn Yasar dan berkata, “Bangunlah, ada orang yang datang.”
Amar ibn Yasar terkejut ketika melihat suami wanita musyrik itu berada di dekat mereka. Ketika melihat mereka berdua, lelaki itu tahu, mereka berdua menjadi benteng hidup bagi Nabi Muhammad dan menjadikan diri mereka sebagai penebus sumpahnya.
Amar bin Yasar kaget melihat sahabatnya Abbad bin Bisyr berlumuran darah.
Amar bin Yasar berkata, “Subhanallah! Kenapa kau tidak membangunkanku saat pertama kali kau terkena panah?”
Abbad bin Bisyr menjawab, “Aku sedang membaca salah satu surat dan aku tidak mau memutuskan bacaanku sampai selesai. Saat beberapa anak panah menancap di tubuhku, aku pun menyelesaikan sholat, dan membangunkanmu. Demi Allah, jika tidak karena tugas berjaga yang diperintahkan Rasulullah, niscaya jiwaku sudah lepas dari raga sebelum aku memutuskan atau menyelesaikan bacaanku.”
Dikisahkan, Abbad bin Bisyr selalu hadir mengikuti peperangan bersama Rasulullah SAW sampai beliau wafat. Dilansir dari buku Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi yang ditulis Muhammad Raji Hasan Kinas diterjemahkan Nurhasan Humaedi, Banani Bahrui-Hasan, Dedi Slamet Riyadi diterbitkan Zaman, 2012.