Rabu 20 Dec 2023 15:49 WIB

Musim Liburan Telah Tiba, Perhatikan Beberapa Ketentuan Syariat Berikut

Islam memberikan panduan dalam wisata selama liburan

Tempat wisata alam Taman Hutan Raya Ir H Djuanda (Tahura) ramai pengunjung (ilustrasi).
Foto:

Oleh : KH Abdul Muiz Ali Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI

Kemurahan dan kemudahan dalam mengerjakan sholat dimaksud adalah dapat menggabung dua sholat dalam satu waktu, sholat Zuhur digabung dengan ashar atau maghrib digabung dengan Isya. Untuk sholat shubuh tidak bisa digabung.

Bisa juga dengan cara meringkas sekaligus menggabung dengan sholat yang lain, sholat Zuhur, Ashar, Isya masing-masing menjadi dua rakaat. Untuk Maghrib dan Shubuh tidak bisa diringkas.

Pada saat meringkas (qashar) sholat boleh juga sekaligus menggabung dengan sholat yang lain (jamak-qashar), Zuhur digabung dengan ashar masing-masing menjadi dua rakaat, baik dilakuan diwaktu sholat Zuhur (jamak taqdim) atau diwaktunya sholat Ashar (jamak takhir). 

Untuk penggabungan sholat Maghrib dengan Isya caranya sholat maghribnya tiga rakaat Isyanya boleh empat rakaat atau juga boleh Isyanya diringkas menjadi dua rakaat. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

 وَاِذَا ضَرَبْتُمْ فِى الْاَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَقْصُرُوْا مِنَ الصَّلٰوةِ ۖ  

"Apabila kamu bepergian di bumi, maka tidak dosa bagimu untuk mengqasar sholat." (QS An-Nisa' [4]:101).

Hadits Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang jamak dan qashar sholat disebutkan, antara lain:

عَنْ يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ قَالَ قُلْتُ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنْ الصَّلاَةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمْ الَّذِينَ كَفَرُوا فَقَدْ أَمِنَ النَّاسُ فَقَالَ عَجِبْتُ مِمَّا عَجِبْتَ مِنْهُ فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللهُ بِهَا عَلَيْكُمْ فَاقْبَلُوا صَدَقَتَهُ. 

Artinya: “Diriwayatkan dari Ya’la Ibn Umayyah, ia berkata: Saya bertanya kepada ‘Umar Ibnul Khaththab tentang (firman Allah): “Laisa ‘alaikum junahun an taqshuru minashalah in khiftum an yaftinakumu-lladzina kafaru”. Padahal sesungguhnya orang-orang dalam keadaan aman. Kemudian Umar berkata, “Saya juga heran sebagaimana anda heran terhadap hal itu. Kemudian saya menanyakan hal itu kepada Rasulullah SAW.”  Beliau bersabda, “Itu adalah pemberian Allah yang diberikan kepada kamu sekalian, maka terimalah pemberian-Nya.” (HR Muslim).

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى الظُّهْرَ بِالْمَدِينَةِ أَرْبَعًا وَصَلَّى الْعَصْرَ بِذِي الْحُلَيْفَةِ رَكْعَتَيْنِ. 

Artinya: “Diriwayatkan dari Anas, bahwa Rasulullah SAW sholat Zuhur di Madinah empat rakaat dan sholat ashar di Dzul Hulaifah dua rakaat.” (HR Muslim).

عَنْ مُعَاذٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ فَكَانَ يُصَلِّي الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا. 

Artinya: “Diriwayatkan dari Mu’adz ra ia berkata, "Kami pergi bersama Nabi SAW dalam Perang Tabuk, beliau melaksanakan sholat Zuhur dan Ashar secara jama‘, demikian juga antara Maghrib dan Isya dilakukan secara jamak. (HR  Muslim).

Baca juga: Israel Kubur Warga Hidup-Hidup, Alquran Ungkap Perilaku Yahudi kepada Nabi Mereka

Dalam Mazhab Syafiiyah perjalanan yang betujuan rekreasi kesuatu daerah sudah memenuhi unsur untuk melaksananan sholat jamak dan qashar. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam al-Fatāwā al-Kubrā juz 1 halaman 326-327 dan `I'ānah ath-Thālibīn, juz 2 halaman 101.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement