Senin 14 Aug 2023 21:47 WIB

Tentara Bayaran Berkedok Perusahaan Keamanan Ikut Bertempur

Ide tentara bayaran bukan hal baru.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Tentara Bayaran Berkedok Perusahaan Keamanan Ikut Bertempur.   Foto: Ilustrasi senjata
Foto:

Mengapa negara mempekerjakan tentara bayaran?

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Dr Yassin Thalib di Universitas Aljazair, munculnya perusahaan keamanan pertama di dunia dimulai pada tahun 1946 di Amerika Serikat, yang saat itu didirikan oleh para veteran dan menyebutnya DynCorp.

Dalam studi itu disebutkan, pada tahun 1960-an, Kolonel Inggris David Stirling mendirikan perusahaan keamanan dengan nama "Watch Guard International", yang memberikan layanan ke beberapa negara Teluk.

Contoh terkenal dari peran tentara bayaran di paruh kedua abad ke-20 adalah apa yang dilakukan oleh tentara bayaran Prancis Bob Dinar (yang bernama asli Gilbert Bourgeois), yang bekerja untuk beberapa negara, baik untuk Prancis maupun Belgia selama periode kolonial negara-negara Afrika. Selain itu dia juga bekerja untuk intelijen Amerika dan Inggris selama Perang Dingin. Dia juga pernah bertugas di Iran pada masa Shah, dan di Yaman selama era Imamiyah.

Pada tahun 1980-an dan 1990-an, Bob Dinar (1929-2007) memimpin sekelompok tentara bayaran untuk menggulingkan pemerintahan di Benin dan Komoro, dan berhasil dalam salah satu upaya mengantarkan Ahmed Abdullah Abd al-Rahman ke kursi kepresidenan Komoro pada kudeta militer. Berkat ini, ia diangkat menjadi komandan Garda Nasional.

Namun, kelompok tentara bayaran yang dipimpin oleh Bob Dinar, yang menawarkan layanan keamanan dan militernya kepada siapa pun yang memintanya, memang tidak memiliki struktur hukum, dan tidak diakui secara resmi oleh pemerintah mana pun.

Meski demikian, Bob Dinar merengkuh ketenaran sebagai perusahaan keamanan yang muncul setelah invasi AS ke Irak pada tahun 2003. Mereka berperan melindungi personel dan fasilitas sipil serta militer dengan imbalan kontrak miliaran dolar yang dibayarkan oleh pemerintah AS kepada perusahaan-perusahaan semacam itu.

Adapun Blackwater, reputasinya ternodai setelah membantai dan melecehkan warga sipil tak bersenjata, mirip dengan Pembantaian Nisour di Baghdad pada tahun 2007, yang digambarkan sebagai "pesta pembunuh", di mana 17 warga sipil tewas. Pembantaian ini kembali mengemuka setelah 13 tahun.

Sampai kemudian, Presiden AS Donald Trump di masa-masa terakhir di Gedung Putih memberikan grasi yang digambarkan sebagai suap politik yang menginjak-injak prinsip keadilan dan menguntungkan penjahat perang yang berafiliasi dengan Blackwater, yang didirikan oleh Erik Prince, seorang pendukung mantan presiden itu.

Alasan Utama Mengapa Banyak Negara Pakai Tentara Bayaran?

Salah satu alasan utama mengapa beberapa negara menggunakan tentara bayaran berkedok perusahaan keamanan dan militer, adalah karena tentara bayaran tidak mengikuti aturan hukum internasional. Tentara bayaran juga bisa diingkari jika ketahuan terlibat dalam kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan tanpa menyalahkan tentara reguler.

Selain itu, perusahaan keamanan dan militer biasanya dipimpin oleh perwira profesional yang tidak bertugas, yang sangat efisien dalam menjalankan tugas yang diberikan kepada mereka. Juga bebas dari batasan birokrasi yang menjadi ciri tentara reguler. Tentara bayaran juga bebas bekerja di luar negaranya.

Tentara bayaran di bawah perusahaan keamanan mengadopsi format militer yang fleksibel. Pergerakannya mirip dengan perang gerilya. Berbeda dengan tentara reguler yang cenderung menguasai tanah dan membarikadenya serta mempertahankannya di belakang pangkalan dan titik konsentrasi, yang mudah diidentifikasi dan menjadi target.

Perbedaan tentara bayaran berkedok perusahaan keamanan dengan tentara bayaran dalam pengertian tradisional, adalah tentara bayaran yang bekerja di bawah perusahaan itu melaksanakan tugasnya melalui koordinasi dengan pemerintah dan tentara reguler atau dengan kelompok bersenjata dan milisi yang sesuai dengan kepentingan negara mereka.

Loyalitas personel tentara bayaran adalah kepada pemilik perusahaan, bukan kepada negara. Mereka tidak diatur oleh hukum militer, dan mereka tidak termasuk dalam jajaran, yang mana membuat pengendalian mereka tidak mudah, dan mereka tampil lebih garang dan bengis untuk mencapai tujuan mereka, tanpa adanya hukum yang tegas.

Terkadang tentara bayaran anggota perusahaan ini memiliki kekebalan di negara yang menggunakan layanannya sehingga mereka lebih berani melanggar hak asasi manusia dan menggunakan kekerasan. Bahkan terhadap warga sipil tanpa pandang bulu.

Seperti yang terjadi di kota Mora di Mali, ketika tentara bayaran Wagner Group membunuh antara 200 dan 600 pria dan anak laki-laki, menurut media Western, mengutip saksi mata. Kejahatan semacam itu dapat dilakukan tanpa meminta pertanggungjawaban tentara Rusia.

Contoh lainnya yakni di Suriah. Militer AS saat itu menyerang dengan membom operasi tentara bayaran dari Wagner Group Rusia di Suriah setelah menargetkan salah satu posisinya di negara itu. Militer AS membunuh lusinan tentara bayaran Wagner Group. Setelah itu, Rusia mengingkari atau tidak mengakui tentara yang dibantai itu.

Seandainya Rusia tidak mengingkari, tentu akan ada dalam keadaan terpaksa merespons. Ini dapat menyebabkan pecahnya konfrontasi militer langsung dengan Amerika Serikat yang bisa berkembang menjadi perang nuklir. Belum lagi hilangnya nyawa di barisan tentara akan melemahkan moral rakyat, dan dapat mendorong keluarga tentara yang terbunuh atau di medan perang untuk menuntut diakhirinya perang dengan cara apa pun, seperti yang terjadi dengan Amerika dalam Perang Vietnam.

Namun, beralih ke perusahaan keamanan, tentara bayaran asing mengurangi efek psikologis perang terhadap opini publik, dan mengurangi kerugian resmi tentara. Situasi ini akan mengubah tentara reguler menjadi badan birokrasi yang perannya terbatas pada memberikan dukungan logistik kepada perusahaan swasta seperti perbekalan, senjata dan amunisi, serta menyediakan dana dan gaji.

Namun, perusahaan swasta belum mencapai tahap memiliki angkatan udara dan laut yang terintegrasi. Namun, perusahaan Wagner di Libya memiliki drone dan sistem pertahanan udara tipe Pantsir. Bahkan, sebuah helikopter militer dengan personel Wagner ada di dalamnya, yang ditembak jatuh di tengah gurun Libya pada tahun 2020.

Semua ini menunjukkan bahwa perusahaan keamanan akan berubah menjadi tentara kecil yang fleksibel, cepat, dan lebih efektif dalam meraih kemenangan daripada tentara tradisional, dengan bantuan perwira, mantan ahli militer, dan teknisi, tetapi itu akan membuat mereka melanggar batas negara atas nama individu atau lobi tertentu, jika kepentingan mereka bertentangan dengan kebijakan negara.

Perusahaan keamanan telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir menjadi lebih dari 300 ribu perusahaan di seluruh dunia, dengan ukuran dan tugas yang berbeda. Tetapi kesamaan mereka adalah mereka menyediakan layanan keamanan dan militer seperti perusahaan komersial lainnya.

Secara historis, salah satu penyebab jatuhnya Kekaisaran Romawi adalah ketergantungannya pada tentara bayaran, setelah rakyat di kala itu di masa mudanya terlalu malas untuk bergabung dengan tentara dan berpartisipasi dalam perang.

 

Sumber:

 https://arabicpost.net/%d8%aa%d8%ad%d9%84%d9%8a%d9%84%d8%a7%d8%aa/2023/05/29/%d8%ae%d8%b5%d8%ae%d8%b5%d8%a9-%d8%a7%d9%84%d8%ad%d8%b1%d9%88%d8%a8-%d9%81%d8%a7%d8%ba%d9%86%d8%b1-%d8%a8%d9%84%d8%a7%d9%83%d9%88%d9%88%d8%aa%d8%b1-%d9%85%d8%b1%d8%aa%d8%b2%d9%82%d8%a9/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement