REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam buku 37 Masalah Populer menjelaskan masalah isbal atau kaki celana, jubah, dan kain yang menutup mata kaki.
Ustadz Somad menjelaskannya secara lengkap dari berbagai keterangan para alim ulama yang berilmu tinggi, yang paham hadits secara mendetail. Dalam penjelasannya UAS membuka dengan beberapa hadits.
وعن أبي ذر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: " ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا ينظر إليهم، ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم" قال: فقرأها رسول الله صلى الله عليه وسلم ثلاث مرار. قال أبو ذر: خابوا وخسروا من هم يا رسول الله؟ قال: المسبل، والمنان، والمنفق سلعته بالحلف الكاذب
Dari Abu Dzar dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Ada tiga yang tidak akan diajak bicara oleh Allah SWT pada hari kiamat, Allah SWT tidak memandang mereka, tidak mensucikan mereka dan bagi mereka azab yang menyakitkan.” Nabi Muhammad SAW mengatakannya tiga kali.
Abu Dzar berkata, "Mereka itu sia-sia dan merugi. Siapakah mereka wahai Rasulullah?”
Rasulullah SAW menjawab, “Al-Musbil (orang yang memanjangkan jubah kain/ kaki celana menutupi mata kaki), orang yang mengungkit-ungkit pemberian dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah dusta.” (HR Imam Muslim).
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ما أسفل من الكعبين من الإزار ففي النار
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Kain yang di bawah dua mata kaki, maka di dalam neraka." (HR Imam al-Bukhari).
Pendapat Imam Syafi’i:
Imam An Nawawi berkata, "Makna Isbal adalah memanjangkan kain di bawah kedua mata kaki, hanya bagi orang yang sombong. Jika pada orang yang tidak sombong, maka makruh. Demikian disebutkan Imam Syafi’i secara nash tentang perbedaan antara orang yang memanjangkan kain karena sombong dan orang yang memanjangkan kain tetapi tidak sombong.
Pendapat Imam Al Bukhari:
Imam al-Bukhari memuat satu bab khusus dalam Shahih Al Bukhari, Kitab: Al Libas (pakaian).
Bab: Orang Yang Memanjangkan/ Menyeret Kainnya Tanpa Sifat Sombong.
Ini membuktikan bahwa Imam Al Bukhari membedakan antara orang yang memanjangkan pakaian dengan sifat sombong dan tanpa sifat sombong.
Dalam bab ini Imam Al Bukhari memuat hadits yang mencela orang yang memanjangkan kain dengan sifat sombong. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ مِنَ الْخُيَلَاءِ لَمْ يَنْظُرِ اللهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنَّهُ يَسْتَرْخي إِزَارِيْ أَحْيَانًا. فَقَالَ النَّبِيّ صلى الله عليه وسلم: لَسْتَ مِنْهُمْ
“Siapa yang memanjangkan pakaiannya karena sombong, maka Allah SWT tidak akan memandangnya pada hari kiamat." Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya salah satu bagian kainku terujulur (panjang), tapi aku tidak berniat sombong."Rasulullah SAW berkata, “Engkau tidak termasuk orang yang melakukannya karena sifat sombong." (HR Imam Al Bukhari).
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لا ينظر الله يوم القيامة إلى من جر إزاره بطرا
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT tidak memandang pada hari kiamat kepada orang yang memanjangkan kainnya karena angkuh atau sombong.” (HR Imam Al Bukhari dan Imam Muslim).
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قال: إني سمعت رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول : لا ينظر الله إلى عبد يوم القيامة يجر إزاره خيلاء
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah SAW dengan kedua telinga saya ini, beliau bersabda, ‘Siapa yang memanjangkan kainnya, tidak menginginkan dengan itu melainkan keangkuhan, maka sesungguhnya Allah SWT tidak akan melihatnya pada hari kiamat’.” (HR Imam Muslim).
Pendapat Imam an-Nawawi:
Adapun makna sabda Rasulullah SAW terkait, "Orang yang memanjangkan kainnya." Maknanya adalah orang yang memanjangkan kainnya, menyeret ujungnya karena sombong.
Sebagaimana dijelaskan oleh hadits lain, "Allah SWT tidak memandang kepada orang yang memanjangkan kainnya karena sombong."
Kata 'memanjangkan’ yang bersifat umum diikat dengan kata ‘sombong’, untuk mengkhususkan orang yang memanjangkan kain yang bersifat umum. Ini menunjukkan bahwa yang diancam dengan ancaman yang keras adalah orang yang memanjangkan kainnya karena sombong.
Rasulullah SAW memberikan keringanan kepada Abu Bakar ash-Shiddiq dengan ucapan, “Engkau tidak termasuk bagian dari mereka.” Karena Abu Bakar memanjangkan pakaiannya bukan karena sombong.
Imam An Nawawi membuat satu bab khusus dalam kitab Riyadh Ash Shalihin.
Bab: Sifat panjangnya gamis, ujung gamis, kain dan ujung sorban. Haram memanjangkan semua itu untuk kesombongan, makruh jika tidak sombong.