Jumat 30 Jun 2023 17:04 WIB

Nabi Muhammad SAW di Mata Dua Tokoh Orientalis Inggris

Ada dua orientalis Inggris yang mengaggumi Nabi Muhammad.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Nabi Muhammad SAW di Mata Dua Tokoh Orientalis Inggris. Foto:  Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad
Foto: Dok Republika
Nabi Muhammad SAW di Mata Dua Tokoh Orientalis Inggris. Foto: Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setidaknya ada dua tokoh orientalis Inggris yang menyatakan kekagumannya kepada Nabi Muhammad SAW. Dua itu ialah Reginald Bosworth Smith dan W. Montgomery Watt.

William Montgomery Watt adalah seorang orientalis Skotlandia, sejarawan, akademisi, dan pendeta Anglikan. Dari tahun 1964 hingga 1979, ia adalah Guru Besar Studi Arab dan Islam di Universitas Edinburgh.

Baca Juga

William Montgomery Watt menulis buku biografi yang lengkap tentang Nabi Muhammad. Ada dua buku yaitu "Muhammad at Mecca" (1953) dan "Muhammad at Medina" (1956).

Montgomery menyampaikan, Nabi Muhammad SAW adalah pria yang menanggung segala kesulitan demi imannya.

Nabi SAW adalah tokoh dengan pribadi dan perilaku yang luhur bagi orang-orang yang percaya padanya, mengikutinya dan menganggapnya sebagai tuan dan pemimpin mereka.

"Kehebatan atas apa yang telah dicapainya, semua itu menunjukkan keadilan dan integritas yang melekat padanya (Nabi Muhammad)," kata Montgomery, dikutip dari Islam Online.

Bahkan Montgomery membantah kesimpulan keliru yang selama ini ada tentang Nabi Muhammad. Dia mengatakan, pandangan bahwa Muhammad lebih banyak menimbulkan masalah dan tidak menyelesaikannya, hanya asumsi.

"Karena memang tidak ada pribadi seperti Muhammad yang muncul dari tokoh-tokoh besar dalam sejarah Barat yang belum menerima apresiasi yang pantas untuknya," kata Montgomery.

Sementara itu, Bosworth Smith berpandangan bahwa Muhammad adalah seorang pemimpin politik dan seorang pemimpin agama pada saat yang sama. Posisi Muhammad sebagai pemimpin agama dan politik tidak membuat dirinya sombong.

"Namun dia tidak sombong, dan juga tidak memiliki legiun seperti para Kaisar. Dia tidak memiliki pasukan bersenjata, pengawal pribadi, istana yang dibangun dengan baik, atau pendapatan tetap. Jika ada yang bisa mengatakan bahwa ada seseorang yang memerintah dengan kekuatan ilahi, maka dia adalah Muhammad, karena dia mampu merebut tampuk kekuasaan tanpa memiliki alatnya dan tanpa dukungan keluarga," kata Smith.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement