Selasa 27 Jun 2023 22:41 WIB

Seperti Apa Kondisi Kematian Orang-Orang Kafir dalam Perang Badar?

Orang kafir yang tewas dalam Perang Badar dalam kondisi mengenaskan.

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Lokasi Perang Badar (ilustrasi). Orang kafir yang tewas dalam Perang Badar dalam kondisi mengenaskan
Foto:

"Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut) ' (Qs. Al Anfaal: 9), Allah lalu membantunya dengan tentara Malaikat." Abu Zumail berkata, "Ibnu Abbas menceritakan kepadaku, dia katakan, "Pada hari itu, ketika seorang tentara Islam mengejar tentara musyrikin yang berada di hadapannya, tiba-tiba terdengar olehnya bunyi suara cemeti di atas kepala seorang musyrik itu, dan suara seorang penunggang kuda berkata, "Majulah terus wahai Haizum! Tanpa diduga, seorang musyrik yang berada di hadapannya telah mati terkapar dengan hidungnya bengkak, dan mukanya terbelah seperti bekas pukulan cambuk serta seluruh tubuhnya menghijau.

Lalu tentara Muslim itu datang melaporkan peristiwa yang baru saja dialaminya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bersabda, "Kamu benar, itu adalah pertolongan Allah dari langit ketiga." Pada hari itu, tentara kaum Muslimin dapat membunuh tujuh puluh tentara kaum Musyrikin, dan berhasil menawan tujuh puluh orang tawanan."

Abu Zumail melanjutkan, "Ibnu Abbas berkata, "Tatkala tawanan telah mereka tahan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada Abu Bakar dan Umar: "Bagaimana pendapat kalian mengenai tawanan ini?" Abu Bakar menjawab, "Wahai Nabi Allah, mereka itu adalah anak-anak paman dan masih famili kita, aku berpendapat, sebaiknya kita pungut tebusan dari mereka. Dengan begitu, kita akan menjadi kuat terhadap orang-orang kafir, semoga Allah menunjuki mereka supaya masuk Islam."

Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Bagaimana pendapatmu wahai Ibnul Khattab?" Aku menjawab, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, aku tidak setuju dengan pendapat Abu Bakar. Menurutku, berilah aku kesempatan untuk memenggal leher mereka, berilah kesempatan kepada Ali supaya memenggal leher 'Uqail, dan berilah kesempatan kepadaku supaya memenggal leher si fulan -maksudnya saudaranya sendiri- karena mereka adalah para pemimpin kaum kafir dan pembesar-pembesar mereka." Akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyetujui pendapat Abu Bakar dan tidak menyutujui pendapatku.

 

Di keesokan harinya, aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku dapati beliau sedang duduk menangis berdua dengan Abu Bakar, lalu aku berkata, "Ceritakanlah kepadaku, apa sebabnya Anda berdua menangis? Jika bisa menangis maka aku akan menangis, jika tidak bisa maka aku akan pura-pura menangis untuk kalian." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Aku menangis karena tebusan yang dipungut sahabatmu terhadap para tawanan itu, lebih murah daripada harga kayu ini" -yaitu kayu yang berada didekat Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam- Lalu Allah Azza wa jalla menurunkan ayat: "…Tidak pantas bagi seorang Nabi mempunyai seorang tawanan sebelum dia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi ini…-hingga firman Nya- maka makanlah olehmu sebagian harta rampasan) ' (Qs Al Anfaal: 67-69). Karena itulah Allah menghalalkan harta rampasan buat mereka."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement