Sabtu 13 May 2023 04:35 WIB

3 Tanya Jawab Seputar Puasa Syawal

Puasa Syawal boleh dilaksanakan secara berurutan ataupun terpisah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Berpuasa. 3 Tanya Jawab Seputar Puasa Syawal
Foto:

2. Apa Hukum Menggabungkan Puasa Syawal dengan Puasa Qadha Ramadhan?

Sebagian Muslim mungkin masih ada yang punya utang puasa Ramadhan karena suatu alasan syar'i, sehingga perlu diganti atau diqadha. Namun, bolehkah menggabungkan puasa Syawal dengan puasa qadha Ramadhan?

Mantan Mufti Mesir Syekh Ali Jum'ah menjelaskan bahwa seorang Muslim boleh berniat melaksanakan puasa Syawal dan puasa qadha Ramadhan. Namun, yang paling diutamakan adalah puasa Syawal dan puasa qadha Ramadhan secara terpisah.

3. Puasa Syawal 6 Hari Berurutan atau Terpisah, Lebih Utama Mana?

Pusat Fatwa Elektronik Internasional Al-Azhar menjelaskan, puasa Syawal boleh dilakukan di waktu kapan saja asalkan jumlahnya enam hari dan dilaksanakan di bulan Syawal. Puasa Syawal ini boleh dimulai setelah Hari Idul Fitri atau 2 Syawal. Juga dibolehkan puasa Syawal dengan enam hari berurutan.

Imam An Nawawi berpendapat, disunnahkan melaksanakan puasa sebanyak enam hari di bulan Syawal, dan melakukannya secara berturut-turut itu lebih baik. Penjelasan ini tercantum dalam kitab Minhaj al Thalibin wa 'Umdah al-Muftin.

Sementara itu, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa puasa sebanyak enam hari di bulan Syawal lebih baik dilaksanakan secara terpisah-pisah, karena khawatir masyarakat awam akan mengira itu adalah bagian dari puasa yang dipaksakan. Pendapat tersebut ada dalam kitab Maraqi Al Falah bi Imdaad Al Fatah: Syarah Nur Al idah Wa Najat Al Arwah.

Berdasarkan pemaparan pendapat ulama tersebut, seorang Muslim boleh melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal, baik secara berurutan ataupun terpisah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement