Jumat 03 Mar 2023 05:11 WIB

Mengenal Lebih Dalam Muslim di Eropa Timur, Bosnia-Herzegovina

Islam di Bosnia datang bersamaan dengan Kekaisaran Ottoman.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Muslim di Bosnia dan Herzegovina. Mengenal Lebih Dalam Muslim di Eropa Timur, Bosnia-Herzegovina
Foto:

Kondisi perang ini menyebabkan kurangnya persediaan makanan, yang hanya dapat disediakan oleh pesawat terbang yang mengantarkan makanan kepada orang-orang di bawah, atau dengan bantuan gereja Kroasia.

Salah satu saksi hidup peristiwa ini adalah Neila Muratovic dan ibunya, yang tinggal di kota kecil mayoritas Muslim di Bosnia. Selama perang, ia mengatakan di dalam kota terasa aman, tidak seperti kota Srebrenica di mana tentara Serbia membantai 8.000 pria Muslim pada 1995.

Orang Serbia mengepung daerah Neila, yang membuat tidak mungkin untuk pergi atau mendekati kota. “Tidak ada yang mengira ini bisa terjadi. Kami, orang biasa, hidup damai dengan orang Serbia dan Kroasia sebelumnya," ucap dia.

Saksi lainnya, Maida Halilovic, menambahkan orang Serbia tidak dapat memasuki desa tempat mereka tinggal, tetapi mereka mengirim helikopter khusus untuk membombardir rumah mereka. Selama penyerangan, ayahnya akan menggendongnya dan pergi ke gunung untuk bersembunyi.

Hampir 15 tahun setelah perang, segalanya menjadi lebih baik. Anak muda memang kurang familiar dengan apa yang terjadi di masa lalu, tetapi kebencian terhadap umat Islam belum hilang sama sekali dari banyak daerah.

Meski demikian, Neila dengan bangga mengenakan jilbab, tidak seperti banyak gadis Muslim lainnya, khususnya di Sarajevo. Ia merupakan bentuk gambaran dari seorang Muslim yang hidup di Bosnia.

"Ideologi komunis mencuci otak rakyat, termasuk umat Islam. Oleh karena itu, komunitas Bosnia saat ini cukup beragam, dengan Muslim yang religius dan taat, serta Muslim yang sangat dipengaruhi oleh gaya hidup Eropa Barat," kata dia.

Di semua sekolah, ada studi Islam sebagai bagian dari mata pelajaran dan kesempatan untuk belajar bahasa Arab atau Turki. Daerah tersebut memiliki sekolah menengah Islam, dengan anak-anak secara teratur dibawa ke masjid.

“Menyedihkan, tapi saya merasa di sini di Jerman, tempat tinggal saya saat ini, saya melihat lebih banyak wanita berhijab daripada di negara asal saya, apalagi niqab, yang jarang Anda lihat di sana," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement