Selasa 20 Sep 2022 19:11 WIB

3 Bentuk Ketamakan yang Berbahaya Menurut Ibnu Al-Jauzy, dari Seks Hingga Harta

Tamak terhadap gemerlap dunia dari harta hingga seks merupakan tamak yang tercela.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi ketamakan seks. Tamak terhadap gemerlap dunia dari harta hingga seks merupakan tamak yang tercela

Karena itu, menurut Ibnu al-Jauzy penyakit tersebut perlu diobati dengan cara menatap sekejap maksud dan tujuan harta, serta menimbang antara keberhasilan meraih harta dan bahaya yang mengancam sesuatu yang paling berharga, yaitu nyawa dan waktu.

Maka barangsiapa yang bermusyawarah dengan akalnya, lanjut dia, niscaya akan memahami tujuannya. Dan barang siapa yang terjangkit penyakit tamak, niscaya dia binasa di tengah sahara kerakusan, dan tiada pewaris kecuali pelana dan binatang tunggangan.

Di samping itu, menurut Ibnu al-Jauzy, ketamakan juga seringkali terjadi dalam rupa-rupa kesenangan materi, seperti bangunan-bangunan yang diukir, kuda-kuda yang dilepas, pakaian-pakaian mewah, dan lain-lain. Menurut dia, akar penyakit ini berasal dari mengikuti hawa nafsu.

Ibnu al-Jauzy menjelaskan bahwa pengobatan penyakit itu adalah dengan cara menyadari bahwa hisaban atau perhitungan Allah SWT terhadap hasil usaha yang halal sangatlah berat, apalagi yang haram. 

Kemudian juga menyadari bahwa menghambur-hamburkan harta adalah terlarang dan Allah SWT benar-benar tidak peduli terhadap orang yang menyeret pakaiannya dengan sombong, serta menyadari bahwa sesungguhnya segala sesuatu akan menjadi pahala bagi setiap mukmin kecuali kemewahan.

Menurut Ibnu al-Jauzy, manusia berakal adalah manusia yang mau berpikir tentang berapa lama dia tinggal di dunia, serta mau melihat sekejap akan rumah persinggahannya, sehingga dia akan puas dengan pakaian dan rumah yang cukup untuk menutup dan melindungi dirinya.

Berdasarkan sebuah hadits, Ibnu al-Jauzy kemudian menceritakan bahwa Nabi Nuh alaihissalam pernah tinggal di dalam rumah bulu selama 950 tahun. 

Menurut dia, Rasulullah SAW juga tidak pernah meletakkan batu bata di atas bata atau membangun rumah mewah. Sedangkan pada pakaian Sayyidina Umar bin Khattab konon terdapat 12 tambalan.

Ibnu al-Jauzy menegaskan bahwa mereka adalah manusia-manusia yang memahami bahwa dunia adalah habitat atau tempat yang cocok bagi kematian, sehingga tidak laik untuk dihuni. 

 

Maka, menurut dia, barang siapa yang tidak memahami hal ini, niscaya ia terjangkit penyakit tamak. Untuk mengobatinya, maka dia harus tenggelam ke dalam ilmu serta merenungi dan meledani perjalanan hidup para ulama yang berakal.    

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement