Senin 12 Sep 2022 17:30 WIB

Begini Catatan Para Penjelajah Soal Kota Hama

Hama merupakan kota kecil yang nyaman dengan banyaknya pohon dan melimpahnya air,

Kota Hamat, Suriah,
Foto:

Sementara itu, perbukitan di kiri Sungan Orontes yang juga lebih tinggi merupakan daerah pusat Kota Hama. Di sana terdapat Mas jid Agung, Haram, yang strukturnya berevolusi dari basilika. Masjid yang konon dibangun Nur Eddin Zangi itu dipersembahkan untuk Hakim Agung Ibnu Al-Asrun.

Jami Nuri yang dibangun di area kiri Sungai Orontes dibangun Nuruddin Zangi setelah Masjid Agung. Masjid ini memiliki mihrab kayu dengan tiang penopang dari marmer. Tiang marmer itu merupakan pemberian Malik Al- Muzaffar Takiyuddin dari Dinasti Mamluk.

Sementara itu, George Sarton mengutip tu lisan beberapa penjelajah yang memperhati kan kincir air Hama. Salah satunya Dimasqhi yang pada tahun 1.300 M menulis, sepanjang tepi Su ngai Al-Asi, kincir air bisa ditemui di mana-mana. Air yang diangkat kincir air itu di pakai untuk mengairi taman dan ladang. Proses ini menghasilkan suara gemericik yang mene nangkan.

Sepanjang Sungai Al-Asi, ada 32 kincir air. Kincir air tertinggi mencapai 22 meter dan meng alirkan air untuk kedua sisi sungai. Tidak diketahui sejak kapan kincir air mulai diguna kan di sana, tapi bentuknya serupa seperti yang ada di Antioch.

Pasukan Salib kemudian mem bawa teknologi ini ke Jerman dan masih digunakan di sebuah lembah kecil di Frankonia. Sayangnya, pada abad 20, Hama kehilangan banyak bangunan bersejarah termasuk kincir air yang jumlahnya susut jadi sembilan saja.

sumber : Islam Digest
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement