Jumat 02 Sep 2022 16:03 WIB

Hancur dan Runtuh, Potret Kini Aleppo

Aleppo menjadi salah satu kota tertua yang pertama kali dihuni di dunia.

Masjid Umayyah di Aleppo pada tahun Maret 2009 (atas) dan kondisi terakhir 13 Desember 2016.
Foto:

Ternyata, orang-orang sejak zaman perunggu merasakan energi geopolitiknya. Mereka tahu Aleppo adalah lokasi yang strategis.

Pemerintah Suriah dan oposisi bertempur memperebutkannya dengan alasan yang sama. Siapa pun yang mengendalikan Aleppo maka ia yang mengendalikan bagian utara negeri.

Aleppo dibangun dari perdagangan selama berabad-abad. Sebagian besar penduduknya sejak awal adalah pedagang, bahkan hingga saat ini. Keahlian berdagang mereka disebut warisan legenda. Ada pepatah mengatakan, "Barang yang terjual di Kairo dalam sebulan, bisa terjual di Aleppo dalam satu satu hari."

Itu menjadikan Aleppo kota yang bernilai tinggi. Penduduknya berasal dari segala latar belakang. Aleppo mencampur orang-orang Arab, Kurdi, Turki, Persia, Yahudi, Armenia, hingga Eropa. Dulu, di sana hidup damai orang yang berbeda agama, etnis, dan budaya.

Pada akhir abad ke-12, setengah dari populasi Aleppo adalah umat Kristiani. Petinggi-petinggi saat itu adalah orang-orang Seljuks, kelompok Turki yang masuk dari Iran dan kemudian menjadi Muslim Suni. Budaya dan arsitektur mereka kemudian bercampur dengan budaya lokal.

Salah satu bukti pencampuran itu adalah Masjid Agung Aleppo yang runtuh saat serangan pada 2013. Masjid ini menyajikan perpaduan unik antara gaya Persia, Arab, dan Turki yang terhampar di dinding masjid. Tak ketinggalan dalam prasasti Islam dan dekorasinya.

Saat awal konflik di Suriah, banyak pengungsi membanjiri Aleppo. Mereka menghindari hukuman di negeri sendiri. Aleppo menyerap mereka semua dan menjadikannya lebih kaya warna.

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement