Sabtu 18 May 2024 11:33 WIB

Meski Sepupu Nabi, Abdullah bin Abbas Tidur di Emperan Rumah Demi Menuntut Ilmu

Abdullah bin Abbas dijuluki Samudra Ilmu.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Abdullah bin Abbas dijuluki Samudra Ilmu. Foto:  Sahabat Nabi (Ilustrasi)
Foto: Republika
Abdullah bin Abbas dijuluki Samudra Ilmu. Foto: Sahabat Nabi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Abdullah bin Abbas adalah sepupu Nabi Muhammad SAW, tentulah Abdullah bin Abbas orang yang terpandang dan terhormat. Meski begitu, Abdullah bin Abbas rela tidur di emperan rumah demi bisa belajar dan mendapatkan ilmu.

Abdullah bin Abbas terkenal sangat rendah hati dan rajin belajar, bahkan siap menjalani jalan penderitaan demi belajar untuk mendapatkan ilmu. Hingga akhirnya Abdullah bin Abbas mendapat julukan Hibrul Ummah (Pakar Umat) dan Bahrul Ilmi (Samudra llmu). 

Baca Juga

Berikut kisah Abdullah bin Abbas belajar demi mendapatkan ilmu. Kisahnya bisa diteladani dan menjadi motivasi bagi generasi sekarang yang sedang belajar dan menghadapi banyak kesulitan.

Sayyidina Abdullah bin Abbas Radhiyallahu anhuma bercerita, "Setelah wafatnya baginda Rasulullah SAW, aku berkata kepada seorang laki-laki Anshar bahwa baginda Nabi SAW telah meninggalkan kita, tetapi banyak sahabat yang masih ada di antara kita. Mari kita temui mereka untuk menanyakan masalah-masalah agama dan kita menghafalkannya."

Laki-laki Anshar tersebut berkata, "Apakah orang-orang akan datang kepadamu untuk menanyakan masalah agama, sedangkan sebagian besar sahabat masih hidup?" Singkatnya, laki-laki Anshar tersebut tidak bersedia.

Abdullah bin Abbas melanjutkan ceritanya, "Aku pun terus mencari ilmu-ilmu agama. Jika aku mengetahui bahwa seseorang telah mendengar satu hadits dari baginda Rasulullah SAW, aku langsung mendatangi dan menanyakannya. Aku mendapatkan khazanah ilmu yang sangat banyak dari Kaum Anshar."

"Sebagian sahabat yang aku datangi, jika aku tahu dia sedang tidur, maka aku menghamparkan kain untuk duduk di samping pintu rumahnya, walaupun wajah dan tubuhku kotor oleh debu yang dihembuskan angin, aku tetap menunggu. Setelah ia bangun, aku menyampaikan apa yang hendak aku ketahui." 

Sahabat tadi berkata, "Kamu adalah sepupu baginda Rasulullah SAW mengapa kamu menyusahkan diri? Seharusnya kamu memanggilku saja." Abdullah bin Abbas menjawab, "Aku sedang menuntut ilmu, jadi akulah yang lebih berhak mendatangimu." 

Sebagian sahabat yang lain bertanya, "Sejak kapan kamu duduk dan menungguku?" Abdullah bin Abbas menjawab, "Cukup lama." Sahabat itu berkata, "Kamu telah berbuat sesuatu yang tidak layak, mengapa tidak memberitahu sebelumnya?" Abdullah bin Abbas menjawab, "Hatiku tidak ingin hajatmu tertunda karena kepentinganku."

Abdullah bin Abbas mengatakan, "Aku terus mempelajari ilmu darinya. Hingga suatu ketika banyak orang yang belajar ilmu dariku. Laki-laki Anshar yang pernah aku ajak mencari ilmu, baru menyadari dan menyesal seraya berkata bahwa anak ini (Abdullah bin Abbas) ternyata lebih cerdas daripada kita." (HR Darami)

Kitab Kisah-Kisah Sahabat yang ditulis Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi diterbitkan Pustaka Ramadhan menjelaskan, karena semangat Abdullah bin Abbas dalam mencari ilmu sejak kecil itulah, maka pada masanya Abdullah bin Abbas telah dijuluki Hibrul Ummah (Pakar Umat) dan Bahrul Ilmi (Samudra llmu). 

Abdullah bin Abbas wafat di Thaif, orang yang mengimami sholat jenazahnya adalah Syaikh Muhammad bin Ali bin Abu Thalib Rahmatullah 'alaih. 

Syaikh Muhammad Rahmatullah 'alaih berkata, "Pada hari ini, lmam Rabbani (Pendidik Besar) umat ini telah wafat." 

Sayyidina Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma berkata, "Orang yang paling mengetahui Asbabun Nuzul (sebab-sebab ayat Alquran diturunkan) adalah Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhuma." 

Sayyidina Umar Radhiyallahu 'anhu telah menempatkan Abdullah bin Abbas dijajaran para ulama terkemuka. Itulah hasil pengorbanan dan kesungguhan lbnu Abbas dalam mencari ilmu. Seandainya ia hanya mengandalkan hubungan kerabat dengan baginda Nabi Muhammad SAW, tentu ia tidak akan mencapai derajat seperti itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement