Kamis 28 Apr 2022 10:40 WIB

Museum Aga Khan Etalase Wajah Peradaban Islam di Kanada

Museum Aga Khan menampilkan warisan peradaban Islam.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Museum Aga Khan

Karya tersebut dipinjamkan dari Los Angeles County Museum of Art tetapi Filizadeh sendiri tinggal di Iran. Orang bertanya-tanya apakah para pemimpinnya saat ini mengetahui metafora ketika mereka melihatnya. Dimasukkannya sebuah karya kontemporer yang relevan adalah tipikal cara Museum Aga Khan, penjaga koleksi langka seni Islam bersejarah, bekerja tanpa lelah untuk menunjukkan hubungan dengan abad ke-21.

Pameran tersebut menetapkan konteks saat ini untuk mempertimbangkan peran sosial citra langsung dengan karya baru seniman Quebec Roberto Pellegrinuzzi, hutan foto digital kecil yang tergantung di benang nilon. Pellegrinuzzi telah menyertakan 275 ribu foto di sini, jumlah yang dapat direkam rata-rata kamera ponsel cerdas sebelum menyentuh tumpukan sampah. 

"Umat Muslim saat ini pun seolah dibanjiri citra. Seperti pengrajin Ottoman anonim yang membuat bundar kayu besar dengan kata Allah. Atau dalang Jawa, yang ditampilkan menjelaskan bentuk seni tradisionalnya di mana figur kertas dari sembilan orang suci yang membawa Islam ke Indonesia membuat pertunjukan bayangan di layar. Baik yang kaya figuratif maupun nonfiguratif secara simbolis ada berdampingan di sini," kata dia.

Taylor menuturkan, terkadang karya kontemporer hanya memperbarui yang bersejarah. Ada karya anodyne oleh seniman kaligrafi Saudi Nasser Al Salem di mana nama Allah sekarang dibuat dalam neon dan ditempatkan di dalam kotak cermin untuk membangkitkan sifat Tuhan yang tak terbatas.

Lebih sering, seniman kontemporer berinteraksi dengan tradisi Islam dengan cara yang menawan. Baik seniman Irak-Amerika Hayv Kahraman maupun seniman Iran-Amerika Soody Sharifi dengan cerdik memasukkan sosok perempuan kontemporer ke dalam gambar yang terinspirasi oleh manuskrip tradisional yang diterangi cahaya. 

 

Membedakan kelompok laki-laki yang ditampilkan dalam sastra Arab, Kahraman menciptakan lukisan berani yang menunjukkan perempuan yang diselundupkan keluar dari Irak ke Swedia, seperti yang dilakukannya selama Perang Teluk. "Referensi sastra mungkin tidak diketahui banyak orang tetapi pendekatan berlapis mempertanyakan hubungan tradisi dan modernitas menarik. Dari manuskrip hingga smartphone, visualnya memegang kendali," jelas Taylor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement