Rabu 27 Apr 2022 05:15 WIB

Perbedaan Hemat dan Pelit Menurut Ulama

Sikap hemat tidak ada kaitannya dengan sikap pelit.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah warga menikmati suasana matahari terbenam atau sunset di pesisir Pantai Lai-Lai Besi Kopan (LLBK) di Kota Kupang, NTT Ahad (3/4/2022). Perbedaan Hemat dan Pelit Menurut Ulama
Foto:

Hal ini tentu saja membuat sahabat tadi semakin penasaran. Lalu ia pun segera menemui dua orang fakir tadi guna meminta penjelasan dari mereka.

“Bolehkah aku mengetahui apa yang telah dilakukan oleh Ibnu Umar kepada kalian berdua?” katanya.

“Ia telah memberi masing-masing kami sepotong emas,” jawab keduanya.

Mendengar hal tersebut, ia sangat terkejut sambil berkata, “Subhanallah! di pasar beliau terlibat dalam perdebatan sengit hanya gara-gara uang senilai seribu rupiah, tapi di rumahnya beliau menyedekahkan ratusan kali lipat kepada dua orang yang sangat membutuhkan secara tulus tanpa ada yang mengetahui.”

Kemudian, sahabat itu beranjak menuju rumah Ibnu Umar untuk menanyakan hal itu kepadanya, “Wahai Imam, tolong jelaskan kepadaku misteri ini. Di pasar engkau telah melakukan hal demikian, tetapi di rumah engkau melakukan hal yang berbeda.”

Abdullah ibn Umar menjawab, “Apa yang terjadi di pasar hanyalah wujud dari sikap hemat dan bijak. Aku sengaja melakukan hal tersebut untuk menjaga sifat amanah dan kejujuran sebagai modal utama dalam jual-beli. Ia sama sekali bukan merupakan cerminan dari sifat pelit dan bakhil. Sementara yang terjadi di rumah adalah berasal dari rasa kasihan, simpati, dan kemurahan jiwa. Jadi, yang tadi bukan sikap pelit, dan yang ini bukan sikap berlebihan.”

ﻟﺈ ﺇﺳﺮﺍﻑ ﻓﻲ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻛﻤﺎ ﻟﺎ ﺧﻴﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﺈﺳﺮﺍﻑ"

"Tidak ada kata berlebihan pada sebuah kebaikan, dan tidak ada kebaikan pada sesuatu yang berlebihan."

"Maksudnya, berbuat baik kepada orang yang berhak menerimanya tidaklah disebut berlebihan. Sementara berlebihan sama sekali bukan merupakan kebaikan," jelas Nursi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement