Senin 14 Feb 2022 21:21 WIB

Inovasi dan Misi Madrasah Nizamiyah

Kegiatan belajar-mengajar di Madrasah Nizhamiyah tak ubahnya universitas masa kini.

Suasana masyarakat  masa kesultanan Seljuk.
Foto:

Ash-Shallabi memaparkan tingkatan- ting katan pengajar di lingkungan Madrasah Nizhamiyah. Yang paling utama ialah direktur (ash-shadr). Mereka yang mengisi posisi ini ialah orang-orang yang terke muka pada masanya dalam pelbagai bidang keilmuan Islam. Barangkali, jabatan itu setara dengan rektor pada masa kini. Tidak semua uni versitas Nizhamiyah memiliki ash-shadr.Ada lah sebuah keunggulan apabila sebuah kam pus mampu menghadirkan tokoh sekaliber demikian.

Di bawahnya ialah guru besar (al-mudarris). Seseorang diakui sebagai al-mudarris apabila dirinya telah mampu mengajarkan fikih dengan baik. Tolok ukurnya antara lain ialah popularitas dan reputasinya yang tinggi di tengah publik. Di samping itu, tentunya ia harus memiliki banyak karya tulis, terutama yang menjadi rujukan masyarakat luas.

Level di bawahnya ialah wakil (an-naib). Seorang wakil dapat mengajar para murid kalau guru besar berhalangan hadir. Sebab, al-mudarris cukup sering memenuhi undangan resmi kerajaan, mengikuti pertemuan-pertemuan penting, atau menjadi bagian dari jalan nya pengadilan. Ia juga diharuskan meng gantikan guru besar yang sedang sakit. Dalam pengertian kini, an-naib agaknya setara dengan dosen.

Selanjutnya adalah al-mu'id. Posisi ini sepadan dengan asisten dosen. Ia berasal dari kalangan murid yang dipercaya guru besar atau wakil untuk membantu dalam proses belajar-mengajar. Di samping itu, tugasnya juga menyiapkan materi pelajaran dan menyalin karya-karya guru besar agar bisa digunakan di kelas.

 

sumber : Islam Digest
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement