Bahkan di keseluruhan Alquran, Tuhan, Allah, menggambarkan diri-Nya kepada manusia. Misalnya pada surah 42 ayat 11, yang memiliki redaksi "Tidak ada yang seperti Dia."
"Dia adalah Yang Pertama (tidak ada yang mendahului-Nya) dan Yang Terakhir (tidak ada yang setelah-Nya), Yang Maha Tinggi (tidak ada yang di atas-Nya) dan Yang Paling Dekat (tidak ada yang lebih dekat dari-Nya). Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Alqur'an 57:3).
Dalam bahasa Arab, kata Allah berdiri sendiri. Sementara dalam bahasa Inggris, kata Tuhan atau God bisa dibuat jamak. Seperti dalam kata 'gods', tidak bisa diartikan sebagai Tuhan dalam kata bahasa Arab, sebab dalam bahasa Inggris kata 'gods' bermakna dewa-dewi. Kata Tuhan dalam bahasa Inggris mampu mengubah gender, seperti dalam kata dewi (goddes), namun kata 'Allah' tidak memiliki gender.
Adapun penggunaan kata Dia (He atau Him dalam bahasa Inggris) hanya bersifat tata bahasa dan tidak menunjukkan bahwa Allah memiliki bentuk gender apapun seperti yang dapat dipahami oleh manusia. Dengan demikian, nama Allah adalah unik dan dalam bahasa Arab demikian pula nama-Nya.
Allah berfirman:
"Sesungguhnya! Aku adalah Allah! Tidak ada yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku… (Alquran 20:14).
Dengan demikian penggunaan kata Allah menunjukkan bahwa Tuhan adalah yang disembah dan yang berhak disembah oleh seluruh ciptaan-Nya.
Sheikh Uthaymeen (1929 – 2001 M) mendefinisikan kata Allah sebagai berikut:
Kata "Allah" adalah kata benda yang merujuk kepada Tuhan. Akarnya adalah kata al-Ilaah ("Tuhan"), tetapi kata itu dipendekkan untuk membuatnya lebih mudah diucapkan, karena begitu sering diulang. Kata ilaah mengacu pada orang yang dicintai, dan orang yang dicintai adalah orang yang disembah karena cinta dan penghormatan."
Ikuti Whatsapp Channel Republika
