Selasa 21 Dec 2021 01:22 WIB

Jika Manusia Menuntut Upah dari Amal Perbuatan dan Ibadahnya

Ibadah-ibadah itu lebih dekat kepada mengharap maaf dan ampun

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Ibadah puasa. Ilustrasi
Foto:

Al-Wasithy mengatakan, ibadah-ibadah itu lebih dekat kepada mengharap maaf dan ampun daripada mengharap pahala dan upah. Annash Rabadzy mengatakan, ibadah-ibadah itu bila diperhatikan kekurangan-kekurangannya, lebih dekat kepada mengharap maaf daripada mengharap pahala dan upah.

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

Katakanlah (Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan." (QS Yunus: 58)

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar mengatakan kepada umat-Nya bahwa rahmat Allah adalah karunia yang paling utama, melebihi keutamaan-keutamaan lain yang diberikan kepada mereka di dunia. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan agar mereka bergembira dan bersyukur atas nikmat yang mereka terima, yang melebihi kenikmatan-kenikmatan yang lainnya. 

"Jangan menuntut upah atas amal perbuatan yang bukan dilakukan oleh diri kita. Sebenarnya sudah cukup besar upah dari Allah untuk kamu, ketika Allah menerima amal perbuatan kamu." (Syekh Atha'illah, Al-Hikam)

وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُوْنَ

"Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.” (QS As-Saffat: 96) 

 

Ibrahim Allaqqany mengatakan, Allah yang menjadikan hamba dan segala perbuatannya. Allah juga yang memberikan taufik kepada siapa yang akan sampai mendekat kepada-Nya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement