Kamis 12 Aug 2021 14:00 WIB

Among the Mosques, Penyadaran hingga Keprihatinan Muslim

Penyadaran hingga Keprihatinan Muslim dalam Among the Mosques.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
 Penyadaran hingga Keprihatinan Muslim dalam Among the Mosques.  Foto: Masjid (ilustrasi)
Foto:

Selama pandemi, tempat ibadah, terutama masjid dan kuil, telah menjadi pusat upaya vaksinasi di Inggris. Husain mencatat pentingnya para pemimpin agama bekerja untuk meningkatkan kesadaran tentang manfaat jab. “Saya pikir gurdwara, kuil, masjid, sinagoga, gereja adalah bagian dari keragaman di Inggris.  Fakta bahwa Inggris dapat memiliki kuil Hindu dan masjid dan gurdwara Sikh dan sinagoga Yahudi, dan Gereja Kristen dan kuil Buddha berdampingan di berbagai bagian negara adalah pencapaian yang sangat penting, kata dia.

“Jadi sangat bagus kita bisa memiliki ini dan kita perlu melestarikannya. Tapi itu berarti mereka harus toleran dan beragam, tidak menjadi basis politik untuk separatisme.”

Namun persoalan lain terlihat ketika dia mendengar kesaksian orang kulit putih yang mengatakan padanya bahwa Inggris terlalu banyak mendirikan masjid, atau terlalu banyak Muslim di Inggris, atau ada terlalu banyak orang Asia di Inggris. Dia menambahkan, ada dua atau tiga hal yang membuatnya khawatir, salah satunya yaitu ketidakmampuan banyak Muslim untuk membuktikan bahwa Muslim telah berada di Bara selama 60-70 tahun terakhir karena pemberlakuan kebebasan sekuler. 

“Sebelum tahun 1950-an dan 1960-an, selama 2.000 atau 1.400 tahun terakhir keberadaan Islam, Muslim tidak berada di Barat. Mengapa? Karena negara-negara Barat tidak toleran terhadap minoritas. Kemudian sesuatu berubah setelah Perang Dunia Kedua dan yang memungkinkan Muslim dan lainnya tiba di 'jembatan', yang disebut kebebasan sekuler. Jembatan itu sedang dibakar oleh umat Islam hari ini. Karena banyak Muslim tidak dapat menerima kenyataan bahwa akan ada guru gay, akan ada guru yang mungkin tidak setuju dengan Muslim atau Nabi; akan ada institusi dan ide yang tidak akan sejalan dengan apa yang diharapkan umat Islam,” kata dia.

“Kita harus menerima itu. Tapi ada dorongan Muslim yang bermain, apakah itu di Batley di mana seorang guru dikeluarkan karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad, atau apakah itu seorang guru di sekolah Birmingham yang dikeluarkan atau mereka mencoba mengeluarkannya karena mengajar pelajaran LGBT kepada anak-anak muda,” sambungnya, menambahkan bahwa dia tidak mengatakan tindakan itu benar, namun dia mengingatkan bahwa ada cara untuk menanganinya, 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement