Selasa 25 May 2021 23:30 WIB

Sultan Ottoman Abdul Hamid II: Tak akan Saya Jual Palestina

Sultan Ottoman Abdul Hamid II konsisten mempertahankan Palestina

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Sultan Ottoman Abdul Hamid II konsisten mempertahankan Palestina.
Foto:

Tahap kedua

Dilansir Daily Sabah, Selasa (25/5) kaum Muda Turki yang menggulingkan Sultan Abdul Hamid II pada 1909 mengasingkan sultan ke Thessaloniki dan memenjarakannya di rumah seorang bankir Yahudi bernama Allatini. Sementara itu, Turki Muda mengizinkan orang Yahudi untuk menetap di Palestina.

Mereka mengaku, orang Yahudi membantunya dalam merebut kekuasaan sehingga orang Yahudi pantas mendapat imbalan. Berjalannya waktu, kelompok tersebut membuat kesepakatan dengan Menteri Luar Negeri Inggris Arthur Balfour pada tahun 1917.

Dengan Deklarasi Balfour, terlihat Inggris memberikan lampu hijau kepada sebuah negara Yahudi di tanah Palestina. Ketika tentara Ottoman di bawah komando Mustafa Kemal dikalahkan di Suriah, Palestina diduduki oleh Inggris pada tahun 1918. Ini menyebabkan tanah yang dikuasai Turki Muda diambil alih oleh Inggris. Setelah pendudukan Inggris, pemukiman Yahudi di Palestina meningkat.

Masa-masa sulit

Dalam sepucuk surat dari Sultan Abdul Hamid II yang termasuk dalam Shadhili Tariqa kepada Shadhili Sheikh Abu 'Shamat Mahmud 22 September 1913.

Dalam surat itu, dia mengatakan “Saya berhenti menjadi khalifah karena penindasan dan ancaman oleh Turki Muda. Kelompok ini menuntut saya menyetujui pendirian negara Yahudi di Palestina.

Saya menolak keras. Mereka akhirnya menawarkan 150 juta keping emas Inggris. Saya menolak juga dan saya mengatakan ‘Saya tidak akan pernah setuju dengan Anda bahkan jika Anda tidak menawarkan 150 juta emas Inggris tapi semua emas di seluruh dunia.

Saya melayani komunitas Muslim selama lebih dari 30 tahun. Saya tidak mengecewakan nenek moyang saya. Saya berdoa kepada Allah, saya tidak menerima untuk mendirikan negara baru di tanah Palestina di atas Negara Ottoman dan komunitas Islam.”

Pada tahun 1947, lebih dari setengah populasi di Palestina adalah orang Yahudi dan sebagian besar wilayah menjadi milik mereka. Setelah menguasai wilayah, langkah selanjutnya adalah kemerdekaan. PBB mengonfirmasi terkait pendirian negara Yahudi pada 1948.

Tentara Arab sekutu dikalahkan melawan Israel pada 1948, 1967 dan 1973. Saat itulah pandangan Sultan Abdül Hamid dipuji sekali lagi. Dia tetap menjadi sosok yang dicintai di negara-negara Arab.

 

Sumber: dailysabah, dailysabah   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement