Rabu 19 May 2021 05:28 WIB

Kisah Penjaga Ottoman terakhir di Masjid Al Aqsa

Kisah Kopral Hasan, Penjaga Ottoman terakhir di Masjid Al Aqsa.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Prajurit Ottoman yang berhasil mempertahankan Gaza dalam pertempuran pertama di Gaza.
Foto:

"Pasukan kami menyerang Inggris di depan Terusan Suez dalam Perang Besar. Tentara kita yang mulia dikalahkan di Terusan. Untuk menarik itu diperlukan sekarang. Tanah pusaka nenek moyang kita akan segera hilang satu per satu. Dan kemudian, orang Inggris menekan gerbang Quds, menduduki kota. Kami ditinggalkan sebagai pasukan barisan belakang di Quds," ucapnya.

"Pasukan barisan belakang saya terdiri dari 53 prajurit. Kami mendapat kabar bahwa setelah gencatan senjata (Mondros Armistice) tentara dibubarkan. Letnan kami sedang memimpin ke arah kami, dia berkata, 'Singa-singa saya, negara kami berada dalam situasi yang sulit. Mereka menurunkan tentara kita yang agung dan memanggil saya ke Istanbul."

"Saya harus pergi, jika tidak, saya akan melanggar otoritas, gagal mematuhi perintah. Siapapun dapat kembali ke tanah air jika dia mau, tetapi jika Anda mengikuti kata-kata saya, saya punya permintaan dari Anda: Quds adalah pusaka Sultan Selim Han. Tetap berjaga di sini. Jangan biarkan orang-orang khawatir tentang Ottoman yang telah pergi, apa yang akan kita lakukan sekarang. 'Orang Barat akan bersuka cita jika Ottoman meninggalkan kiblat pertama (arah menghadap saat berdoa) dari Nabi kita tercinta. Jangan biarkan kehormatan Islam dan kemuliaan Utsmaniyah diinjak-injak," kata Kopral Hasan melanjutkan ceritanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement