Rabu 05 May 2021 12:30 WIB

Ketika Umar Menolak Rampasan Perang Pembebasan Kota Ahwaz

Sang tamu mengeluarkan sebuah kotak yang membuat Umar marah.

Ilustrasi Padang Pasir
Foto:

Kemudian Umar menanyakan tentang keadaan masyarakat kota itu dan harga barang serta berbagai hal lain yang berkenaan dengan kebutuhan penduduk. Sang Khalifah tampak lega ketika mengetahui keadaan kaum Muslimin baik dan kebutuhan mereka tercukupi.

Sang utusan segera mengeluarkan sebuah kotak lalu menyerahkannya kepada Umar. “Begitu Allah menganugerahkan kepada kami kemenangan, seluruh harta rampasan perang kami kumpulkan. Di antara harta tersebut, kami temukan sebuah perhiasan indah."

"Salamah bin Qais menyuruh saya mengantarkannya kepada Amirul Mukminin. Karena jika dibagi-bagikan kepada para prajurit, tidak akan mencukupi. Sudilah kiranya anda menerimanya,” ujar sang utusan.

Begitu kotak tersebut dibuka, terlihatlah sebuah perhiasan indah, terdiri dari emas yang kuning menyala. Melihat benda itu, spontan sang Khalifah bangkit sambil membanting kotak dan bertolak pinggang. Wajahnya merah menunjukkan kemarahan.

“Kalian ingin menjerumuskan aku ke neraka dengan benda ini. Segera kumpulkan dan bawa kembali untuk dibagikan kepada para prajurit! Ingat, kalau para prajurit bubar sebelum engkau dan Salamah bin Qais membagikannya, aku akan menghukum kalian,” tegas Umar.

 

Saat itu juga, sang utusan segera meninggalkan tempat itu dan menemui pimpinannya, Salamah bin Qais. Setelah mendengar penuturan sang utusan, Salamah segera membagi-bagikan perhiasan tersebut kepada pasukannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement