Kamis 18 Mar 2021 08:46 WIB

Ketika Seorang Muslim Terlalu Mencintai Dunia

Muslim seharusnya mengingat dunia bukanlah tujuan akhir.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Ketika Seorang Muslim Terlalu Mencintai Dunia
Foto:

Ketika kita mulai mengejar dunia alih-alih menggunakannya sebagai alat untuk tujuan kita yang sebenarnya (ridha Allah), saat itulah prioritas kita bercampur aduk. Dan, kita mulai menderita penyakit spiritual yang serius.

Nabi Muhammad pernah berdiri di depan para sahabat dan berkata: “Bukan kemiskinan yang aku takuti untukmu, tapi apa yang aku takuti untukmu adalah dunia akan dihadirkan untukmu seperti yang telah disajikan untuk mereka yang sebelum kamu, lalu kau akan bersaing untuk itu, dan itu akan terjadi, menghancurkanmu, sama seperti itu menghancurkan mereka." (Ibn Majah)

Sebagaimana penyakit fisik menghancurkan tubuh, penyakit spiritual menghancurkan jiwa. Ketika kita menempatkan cinta dunia di atas cinta Allah, penyakit seperti keserakahan, kesombongan, tidak tahu berterima kasih, cemburu, dan kesia-siaan semuanya mulai mengambil alih hati kita dan menghancurkan hidup kita.

Menurutnya, hal ini bisa dikiaskan dengan kondisi anak-anak yang saat itu memiliki cinta alami kepada Allah. Dan, mudah untuk memelihara cinta ini di dalam diri mereka. Namun, begitu mereka cukup dewasa untuk memproses rangsangan visual dan menyuarakan keinginan mereka, mereka dibombardir dengan iklan yang ditujukan kepada mereka, meyakinkan mereka bahwa mereka membutuhkan mainan, pakaian, atau makanan ringan terbaru dan terhebat di pasaran. Dan, di sinilah medan pertempuran untuk hati dimulai.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement