Senin 22 Feb 2021 07:08 WIB

Dalam Suasana Kacau Perang Uhud, Siapa Lindungi Nabi SAW?

Nabi SAW sempat diisukan telah gugur dalam perang Uhud.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Dalam Suasana Kacau Perang Uhud, Siapa Lindungi Nabi SAW? Peziarah mengunjungi Bukit Rumat di Kompleks Syuhada Uhud, Madinah, Senin (10/9). Di bukit itu bertempat para pemanah Madinah yang meninggalkan posisi saat sedang unggul dalam Perang Uhud.
Foto:

Setelah dilumpuhkan

Setelah regu kaum musyrik dilumpuhkan, Rasulullah SAW sekali lagi menyerukan kepada kaum Muslim untuk bergabung bersama beliau. Alquran merekam peristiwa ini setelah pertempuran itu berlalu dan memerintahkan kaum Muslim untuk merenungkannya.

Allah berfirman dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 153: “Idz tush’iduna wa laa talwuna ala ahadin warrasulu yad’ukum fii ukhrakum fa-atsabakum ghamma bighammin likaylaa tahzanuu ala maa faatakum wa laa maa ashaabakum wallahu khabirun bimaa ta’malun,”.

Yang artinya: “(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorang pun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,”.

Prof Quraish menjelaskan mengenai ayat tersebut. Maksudnya dijabarkan dengan menggunakan kalimat kutipan yang disesuaikan dengan tafsiran ayat Alquran itu: “Ingatlah ketika sebagian besar kamu lari menyelamatkan diri menuju bukti di sekitar Uhud dan juga ke Kota Madinah, lari meninggalkan medan pertempuran. Dan ketika itu kamu, wahai yang lari, tidak menoleh kepada seseorang pun, dan tidak memedulikan siapa pun, akibat rasa takut dan keinginan menyelamatkan diri. Sedang Rasul yang ketika itu bertahan di medan juang di antara sedikit kawan-kawan seperjuangan kamu, yang sedang bertahan,”.

“(Rasul ketika itu) memanggil kelompok kamu yang lain yang berada di belakang melarikan diri, beliau memanggil sambil bersabda: ‘Kemarilah hamba-hamba Allah, aku adalah Rasulullah’. Sikap kamu itu menjadikan Allah menimpakan atas kamu kesedihan di atas kesedihan. Yakni akibat isu kematian Rasul, bersama luka yang kamu derita dan gugurnya rekan-rekan kamu. Itu semua dilakukan Allah supaya kamu jangan terlalu bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu. Yakni kemenangan dan harta rampasan, dan tidak juga terhadap apa yang menimpa kamu berupa luka dan gugur. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,”.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement