Kamis 21 Jan 2021 23:19 WIB

KH Abdurrahman Syamsuri Gigih Tumpas Belanda dan PKI  

KH Abdurrahman Syamsuri pernah berjuang tumpas Belanda dan PKI

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
 KH Abdurrahman Syamsuri pernah berjuang tumpas Belanda dan PKI.
Foto:

Pertemuan tersebut kemudian memutuskan untuk mengirim anggota laskar Hizbullah Paciran ke Surabaya untuk menghadang pasukan Brigade 49 Divisi 23 yang dipimpin Brigadir Jenderal AWS Mallaby.

Perisiwa besar itulah yang kemudian dikenal sebagai peristiwa 10 November yang diperingati sebagai Hari Pahlawan. Kiai Abdurrahman Syamsuri dengan semangat juangnya juga ikut berjuang gigih bersama Kiai Amin. Bahkan, Kiai Abdurrahman  saat itu menjadi orang kepercayaan atau tangan kanan Kiai Amin.

Kepercayaan Kiai Amin begitu besar kepada Kiai Abdurrahman hingga Kiai Amin menjodohkan dengan salah satu putrinya yang bernama Rahimah, yang juga pernah nyantri di Pondok Kranji. Sayangnya, pernikahan itu tidak berlangsung lama.

Setelah Kiai Amin wafat, Pondok Tunggul mengalami perubahan sebutan nama pondok yang diputuskan dalam musyawarah. Pondok Tunggul berubah nama dengan sebutan Pondok Pesantren Al-Amin.

Meskipun pada 1949 Kiai Amin telah meninggal dunia, hubungan kekerabatan kedua keluarga ini semakin erat karena pada tahun tersebut Kiai Abdurrahman menikahkan salah satu putrinya yang bernama Zakiyah Abdurrahman dengan putra Kiai Amin yang bernama Muhammad Sabiq.

Kiai Abdurrahman Syamsuri melihat bahwa pondok pesantren tidak hanya sekadar lembaga yang mendidik kader umat dalam memahami agama, tetapi juga mendidik untuk menjadi pejuang-pejuang bangsa yang tangguh, berpikiran baik dan ikhlas dalam perilaku amaliahnya.

 

Karena itu, pada saat bangsa Indonesia menghadapi gerakan 30 September 1965 yang dipimpin oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), Pondok Karangasem juga menjadi pusat mobilitas pejuang bangsa dalam menghadapi keganasan PKI di wilayah Pantura Jawa, yaitu antara Wilayah Tuban dan Gresik. Bahkan Kiai Abdurrahman dijadikan sebagai ketua Komando Strategi untuk menghadapi PKI di kecamatan Kedungpring, Lamongan bagian selatan. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement