Kamis 14 Jan 2021 05:30 WIB

Ancaman Nabi Sulaiman Terhadap Hud-Hud

Hud-Hud mendapat ancaman Nabi Sulaiman.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Ancaman Nabi Sulaiman Terhadap Hud-Hud. Foto: Penggembala beristirahat di area dekat makam Nabi Sulaiman, Plain of Mizpah
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maka dari itu dia Sulaiman membuktikannya dengan memerintahkan burung hudhud kembali sekaligus untuk menyampaikan surat darinya kepada Balqis. Perintah ini diabadikan ayat 28.

"Pergilah dengan membawa suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan."

Ayat 29 sampai 35 An-Naml ini menceritakan bagaimana Balqis membentuk sebuah majelis musyawarah. Melihat isi surat Sulaiman Balqis memutuskan untuk berdamai daripada berperang. Balqis memutuskan dalam musyawarah itu akan membawakan Sulaiman hadiyah daripada menentangnya yang menyebabkan kebinasaan.

"Dan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah, dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu." Kata Ratu Balqis seperti dikisahkan ayat 35.

Musyawarah merupakan perintah Allah SWT dan sunnah para Nabi dan Rasul. Bahkan Allah Yang Maha Pencipta sebelum menciptakan manusia bermuyawarah dengan malaikat, hal ini terekam dalam surah Al-Baqarah ayat 30.

'Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?....."

Pada masanya Rasulullah Muhammad SAW adalah yang paling banyak bermusyawarah, sebelum melakukan suatu pekerjaan penting Rasulullah bermusyawarah.

"Dari Abu Hurairah, ia berkata, Aku tak pernah melihat seseorang yang lebih sering bermusyawarah dengan para sahabat dari pada Rasulullah Saw.” (HR. at-Tirmidzi).

Mukhid dalam jurnalnya dengan judul "Musyawarah dalam Persepektif Islam" mengatakan, bentuk praktik musyawarah Rasulullah ada dua. Pertama, musyawarah yang terjadi atas inisiatif Rasulullah SAW sendiri. Kedua,  Musyawarah yang terjadi atas  permintaan sahabat.

Pelaksanaan musyawarah atas inisiatif  Rasulullah SAW, merupakan suatu bentuk pembinaan terhadap umat Islam  pada masa itu. Pembinaan yang  dilakukan oleh Rasulullah SAW ini  pernah terjadi ketika beliau bermusyawarah dengan para  sahabatnya sebelum terjadinya perang  Uhud.

Nabi ketika itu meminta kepada para  pemuka kaum muslim bahkan pemuka orang-orang munafik sebagaimana  dilukiskan Alquran untuk berkumpul.  Nabi meminta pandangan mereka  dengan berkata: "Asyiru alayya"  (berikanlah pandanganmu  terhadapku).

Sebelumnya, Nabi telah mengemukakan pendapatnya, kemudian setelah itu, baru Nabi meminta pendapat para sahabat. Ini adalah salah satu bentuk dari sekian  cara Nabi bermusyawarah. Saat itu Nabi telah mengikutkan bermusyawarah  kaum muhajirin, Anshar dan bahkan  kaum yang masih ragu-ragu terhadap  Islam.

Terhadap golongan yang terakhir ini,  mereka diikut sertakan yang mungkin  secara politis untuk mengetahui apakah  mereka memiliki rasa tanggungjawab  bersama.

Bentuk musyawarah yang kedua, yang  dimulai oleh sahabat sendiri, di antaranya pernah terjadi pada waktu  perang Badar. Ketika itu Rasulullah SAW. memerintahkan membuat kubu  pertahanan di suatu tempat tertentu.

Sahabat Hubab Ibn Munzir kemudian  bertanya kepada Nabi tentang tempat  itu, apakah tempat yang dipilih itu  berdasar wahyu sehingga tidak bisa  maju ataupun mundur lagi, ataukah  sekedar pendapat Rasulullah  SAW.sendiri, ataukah  taktik perang  belaka?

Nabi lalu menjawab: Ini adalah pendapat saya dan juga sebagai taktik perang. Lalu Ibn Munzir menyarankan agar  pasukan pindah ke tempat sumber air  terdekat dari mereka. Akhirnya  Rasulullah SAW memutuskan  menerima saran Ibn Munzir karena tempat yang  ditentukan oleh Nabi sebelumnya  jauh  dari sumber mata air.

Inilah praktik atau kusunahan musyawarah Rasulullah. Meski sebagi nabi ia tak segan menerima hasil keputusan dalam musyawarah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement