Sabtu 02 Jan 2021 05:14 WIB

Aturan Dasar Hubungan Antara Muslim dengan Non-Muslim

Koeksistensi dan perdamaian antarumat beragama harus dipertahankan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Aturan Dasar Hubungan Antara Muslim dengan Non-Muslim
Foto:

Sementara ayat tujuh dalam surat ini berfungsi sebagai pengantar untuk ayat delapan dan sembilan yang menegaskan permusuhan di atas tidak selalu berlangsung selamanya.

عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِيْنَ عَادَيْتُمْ مِّنْهُمْ مَّوَدَّةًۗ وَاللّٰهُ قَدِيْرٌۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

'Asallāhu ay yaj'ala bainakum wa bainallażīna 'ādaitum min-hum mawaddah, wallāhu qadīrun, wallāhu gafụrur raḥīm.

“Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang di antara kamu dengan orang-orang yang pernah kamu musuhi di antara mereka. Allah Mahakuasa. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Ayat tersebut tidak menetapkan pertobatan musuh sebagai alasan untuk menghilangkan permusuhan. Sebenarnya, permusuhan bisa berakhir jika musuh mengambil posisi suportif atau setidaknya posisi netral.

Alasan umum

Seperti disebutkan di atas, tujuan akhir Islam adalah membangun perdamaian dan membawa kebahagiaan bagi semua makhluk, baik di dunia ini maupun di akhirat. Jika ada orang yang menolak bekerja sama dalam mencapai kedamaian dan kebahagiaan di akhirat, umat Islam harus tetap bekerja sama dengan mereka untuk menjaga perdamaian dan kebahagiaan di dunia ini.

Dalam surat Al-Hujurat ayat 13 Allah berfirman,

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ 

Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr.

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”

Islam tidak datang untuk memutuskan hubungan antar manusia, menyebarkan kebencian dan permusuhan, atau untuk mendorong pertumpahan darah. Termasuk tidak datang untuk menghilangkan kebebasan memilih dalam hidup ini yang dijamin oleh Tuhan. Bahkan setan diberi kebebasan memilih antara menurut atau tidak mentaati Tuhannya dan dia malah menyalahgunakan hadiah ini dengan memilih tidak taat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement