Jika di atas disebutkan bahwa orang yang berbohong mengenai “ru’ya shadiqah” merupakan pendusta yang paling keji karena “mimpi yang benar” merupakan bagian dari nubuat yang datang dari Allah SWT, dan seseorang berani berbohong atas nama Allah, tentu logikanya jika ada orang yang berbohong telah bermimpi berjumpa dengan baginda Rasulullah SAW dan bahwa beliau SAW memberi wasiat tertentu atau mengatakan dan mengisyaratkan sesuatu tertentu, kedustaanya menjadi berlipat, karena dia berdusta dengan mengatas-namakan Rasulullah SAW. Na’udzu billah min dzalik.
Imam Muslim dan Imam Bukhari meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ومن رآني في المنام فقد رآني ، فإن الشيطان لا يتمثل في صورتي
Hadits di atas menjelaskan bahwa jika para sabahat Nabi, radhiyallah ‘anhum, melihat beliau SAW dalam mimpi, maka mereka betul-betul berjumpa dengan beliau saw karena setan tidak akan bisa menyerupai wujud Rasulullah SAW.