REPUBLIKA.CO.ID, Seringkali, kita mendapati, sesama Muslim, saling menuduh munafik. Bolehkah demikian dilakukan Muslim kepada saudaranya Muslim?
Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin, menjelaskan tanda orang Munafik adalah jika berjanji maka dia tidak menepati, jika berbicara maka dia berbohong dan jika diberi kepercayaan maka dia mengkhianati. HR Bukhari)
“Namun bukan berarti boleh seenaknya saja menuduh orang lain Munafik,” kata dia, dalam keterangannya, Ahad (27/12). Dia menyebutkan larangan ini disampaikan sendiri oleh Baginda Nab Muhammad SAW:
ﻓﻘﺎﻝ ﻗﺎﺋﻞ ﻣﻨﻬﻢ: ﺃﻳﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ اﻟﺪﺧﻴﺸﻦ ؟ ﻓﻘﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ: ﺫﻟﻚ ﻣﻨﺎﻓﻖ ﻻ ﻳﺤﺐ اﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ، ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: " ﻻ ﺗﻘﻞ ﺫﻟﻚ، ﺃﻻ ﺗﺮاﻩ ﻗﺪ ﻗﺎﻝ: ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ، ﻳﺮﻳﺪ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺟﻪ اﻟﻠﻪ " ﻗﺎﻝ: اﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﺃﻋﻠﻢ
“Di antara mereka ada yang bertanya: "Dimana Malik bin Dukhaisyin?" Yang lain menjawab: "Dia Munafik. Dia tidak cinta Allah dan Rasul-Nya". Nabi bersabda: "Jangan berkata begitu. Tidakkah kau lihat dia telah mengucapkan Tiada Tuhan selain Allah dengan mengharap ridha Allah? “
Rupanya sahabat ini masih membantah dan 'berani' mengajukan pembelaan diri di depan Nabi:
ﻗﺎﻝ: ﻓﺈﻧﺎ ﻧﺮﻯ ﻭﺟﻬﻪ ﻭﻧﺼﻴﺤﺘﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﻨﺎﻓﻘﻴﻦ، ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: " ﻓﺈﻥ اﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺣﺮﻡ ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺎﺭ ﻣﻦ ﻗﺎﻝ: ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ، ﻳﺒﺘﻐﻲ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺟﻪ اﻟﻠﻪ "
Dia berkata: "Kami melihat wajahnya dan ketulusannya kepada orang-orang Munafikin". Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Sungguh Allah mengharamkan kepada neraka bagi siapapun yang mengucapkan Tiada Tuhan selain Allah, seraya mengharap ridha Allah." (HR Bukhari)