Jumat 25 Dec 2020 05:55 WIB

Ulama yang Melarang dan Membolehkan Ucapan Selamat Natal

Ucapan selamat Natal disikapi secara pro dan kontra oleh ulama

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Ucapan selamat Natal disikapi secara pro dan kontra oleh ulama. Sejumlah jemaat menyalakan lilin saat pelaksanaan ibadah Misa Natal pada Sabtu malam (24/12). (ilustrasi)
Foto:

Ustaz Abdul Somad (UAS)

Pendakwah Ustadz Abdul Somad merupakan salah seorang Ulama yang mengharamkan ucapan selamat natal bagi Umat Islam.

Ia menyebut ada tiga konsekuensi ketika seorang Muslim mengucapkan selamat Natal kepada umat Nasrani.

"Tiga konsekuensi tersebut adalah mengakui Tuhan memiliki anak, meyakini Tuhan lahir pada 25 Desember dan mengakui Nabi Isa AS meninggal karena disalib.

"Pertama, mengakui Tuhan punya anak. Padahal dalam Alquran (surat Al-Ikhlas ayat 3) disebut لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ' lam yalid walam yulad' (Dia tidak beranak dan tidak diperanakan). Kedua meyakini Tuhan lahir pada 25 Desember.

Padahal Nabi Isa AS pada musim panas, bulan Juli. Mana dalilnya? 'Goncangkan pangkal kurma, akan gugur buah kurma dari atas'. Buah kurma gugur pada bulan Juli," katanya.

Konsekuensi ketiga menurut UAS jika seorang Muslim mengucapkan 'Selamat Natal' adalah mengakui Nabi Isa mati dipalang salib. "Ketiganya bertentangan (dengan akidah)."  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement