REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa mukjizat fisik ataupun non fisik. Mukjizat fisik itu ada yang berupa keajaiban alam, seperti terbelahnya bulan menjadi dua bagian.
Dikutip dari “115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW” oleh Fuad Abdurahman, dikisahkan bahwa Abu jahal mengirim undangan kepada Habib ibn Malik, seorang raja di Syam. Maka, Habib berangkat bersama 12 ribu pasukan berkuda menuju Makkah. Saat tiba di Kota Abtha, sebuah daerah dekat Makkah, Abu Jahal beserta para pembesar Quraisy menyambutnya dengan memberikan budak dan perhiasan. Setelah duduk berhadapan, Habib bertanya kepada Abu Jahal tentang Muhammad.
"Tuan, bertanyalah tentang Bani Hasyim!" pinta Abu Jahal.
Lalu Habib bertanya, "Siapakah Muhammad?"
Pembesar Quraisy yang menemui Abu Jahal menjawab, "Kami mengenalnya sejak kecil sebagai orang yang jujur dan bisa dipercaya. Saat berusia 40 tahun, ia berbalik menghina dan merendahkan Tuhan kami. la dakwahkan agama baru yang berbeda dari agama kami!"
"Bawalah ia ke hadapanku dengan suka rela! Bila tidak mau, paksalah!" kata Habib.
Maka, seseorang pergi memanggil Rasulullah SAW, yang tanpa rasa takut sedikit pun datang menemui Habib ditemani sahabat setianya, Abu Bakar, dan istrinya, Khadijah.
Ketika Rasulullah SAW tiba di hadapan Habib, wajah beliau tampak bercahaya sehingga Habib tertegun dan berkata, "Hai Muhammad, engkau tahu bahwa setiap Nabi memiliki mukjizat. Apakah kau juga memilikinya?"
"Apa yang engkau inginkan?" tanya Rasulullah SAW.
Habib berkata, "Aku ingin kau membuat matahari terbenam dan bulan merendah ke bumi, terbelah menjadi dua. Kemudian bulan itu bersatu lagi di atas kepalamu dan bersaksi atas kerasulanmu! Setelah itu, bulan kembali lagi ke langit dan bercahaya seperti purnama dan selanjutnya terbenam kembali serta matahari muncul seperti sedia kala!"
Mendengar permintaan Habib, Abu Jahal tersenyum dan berkata, "Sungguh benar apa yang Tuan katakan! Permintaan Tuan sungguh luar biasa!"
Rasulullah SAW pergi meninggalkan Habib menuju Jabal Abu Qubaisy dan mendirikan shalat dua rakaat. Setelah itu, beliau berdoa kepada Allah SWT.
Sejurus kemudian, Jibril datang dan berkata, "Assalamu'alaikum, ya Rasulullah. Allah menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, 'Kekasihku, janganlah kau bersedih dan bersusah hati! Aku selalu bersamamu. Pergilah temui mereka! Kuatkan hujahmu. Ketahuilah, Aku telah menundukkan matahari dan bulan, juga siang dan malam.'"
Saat itu hari beranjak sore dan matahari condong ke barat hingga akhirnya terbenam di ufuk barat. Semesta diliputi kegelapan, kemudian muncul bulan purnama.
Baca juga: Sebutan Istri Nabi Nuh, Luth, Nabi Adam, dan Muhammad SAW Beda dalam Alquran, Mengapa?
Setelah bulan berada tepat di atas Rasulullah SAW, beliau memberi isyarat dengan jarinya. Bulan itu bergerak turun dan berhenti di hadapan beliau. Lalu ia terbelah dua bagian.
Selanjutnya, bulan berpadu lagi di atas kepala beliau dan bersaksi, "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."
Setelah itu bulan kembali naik ke langit dan matahari muncul kembali seperti semula, karena saat itu belum datang waktunya untuk terbenam. Meskipun mukjizat ditampakkan begitu nyata, tetap saja Abu Jahal dan para pengikutnya menganggapnya sebagai sihir. Mareka tetap tak mau beriman.