Jumat 19 Jan 2024 08:19 WIB

Novel Baru tentang Said Nursi, Akhir Hidup Seorang Kesatria Terakhir 

Said Nursi merupakan seorang alim yang banyak teladan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Novel tentang Said Nursi
Foto:

Risalah Nur adalah kitab agung Said Nursi yang terhimpun sebanyak 130 buah risalah dalam 14 jilid besar. Menurut Astri, dalam Risalah Nur, Said Nursi menafsirkan sekitar 300 ayat Alquran.

Kitab Risalah Nur ini lah yang menjadi salah satu referensi Syekh Farid al-Anshory dalam menulis novel "Kesatria Terakhir" ini. Selain itu, Syekh Farid juga merujuk pada kitab Ar-Rajulu Al Qadri karya Orkhan Muhammad Ali yang berisi tentang sejarah Kesultanan Usmaniyah.

"Dua buku besar ini kemudian menjadi rujukan bagi novel ini. Jadi bisa dibayangkan, buku-buku besar, buku hebat, kitab hebat jadi rujukan untuk sebuah novel," kata Astri. 

Novel Kesatria Terakhir ini diterbitkan dengan bahasa sastra yang luar biasa indah. Ketika menerjemahkan buku ini, Astri pun mengaku tidak bisa menahan diri untuk terharu dan menangis, khususnya ketika Said Nursi Nursi diadili di sebuah mahkamah pengadilan.   

Ketika Said Nursi akan diadili, menurut Astri, jendela ruang sidang di belakangnya sengaja dibuka untuk memperlihatkan para ulama Turki yang telah digantung di tiang gantungan dan dibiarkan membusuk di tiang itu. Orang-orang dzalim itu seakan-akan ingin menegaskan kepada Said Nursi bahwa dia akan digantung seperti para ulama lainnya itu. 

Astri mengatakan, para ulama tersebut digantung setelah diajukan sebuah pertanyaan dan pertanyaan tersebut juga diajukan kepada Said Nursi. "Pertanyaannya cuma satu, yang juga diajukan kepada ulama yang diadili, yaitu apakah kamu pendukung syariat atau bukan? Dan setiap yang menjawab iya, pasti digantung," kata Astri. 

Nursi pun selalu menjawab "iya" atas pertanyaan yang diajukan tersebut. Ketika berada di dalam pengadilan itu, Nirsi menjawab dengan sangat bahwa dirinya adalah seorang pendukung syariat. Bahkan, Nursi menegaskan bahwa jika nyawanya ada 100 sekalipun, maka semua nyawanya itu akan mendukung syariat.

Namun, seperti apa syariat yang didukung Said Nursi? Menurut Astri, Said Nursi menyatakan bahwa Said Nursi mendukung syariat yang tidak memecah belah, yang mencerdaskan umat, dan syariat yang tidak anarkis. 

"Itu jawaban beliau. Maka saat itu luar biasa ajaib beliau bisa lolos dari tiang gantungan berulang kali. Walaupun tetap mempertahankan prinsipnya. Ini yang luar biasa," jelas Astri. 

Di kala Perang Durua I hingga menyelang detik-detik runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani, Said Nursi terus berjuang hingga titik darah penghabisan. Puluhan penjara di jalaninya, puluhan kota dan negara disinggahinya, ribuan kilometer jarak harus ditempuhnya demi mempertahankan negerinya dari gerakan sekularisme dan kekejaman penjajah.

Menurut Astri, Said Nursi ditangkap berulang kali, diasingkan, dan bahkan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Hingga akhirnya Nursi pun wafat di pengasingan. Bagian akhir novel "Ksatria Terakhir" ini pun membuat Astri merinding.  

"Jadi saya paling merinding ketika menerjemahkan bagian terakhir adalah saat detik-detik terakhir sebelum wafatnya beliau, bagaimana beliau dijauhkan dari Istanbul, disiksa batinnya," ucap Astri.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement