REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketekunan dan semangat wanita asal Bogor ini menjadi modal keberhasilan menghafalkan 30 juz Alquran. Hal itu dilakukannya sejak dia duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Atas (SMA).
Namanya Aida Samrotul Puadah, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kini duduk di semester 4 Program Studi Ilmu Alquran dan Hadist. Dia memiliki perjalanan yang panjang untuk bisa menghafalkan 30 juz Alquran.
Saat ini, Aida menjalani kehidupannya dengan berkuliah sekaligus mondok di salah satu pesantren yang ada daerah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memilih kuliah sambil mondok karena meneruskan pendidikannya yang dari SMP sampai SMA juga mondok.
Sejak SD
Aida mulai menghafal Alquran sejak Sekolah Dasar (SD). Saat itu, ia selalu setor hafalan kepada gurunya sebelum pulang sekolah. Karena, di sekolahnya sudah diwajibkan kepada siswanya untuk menghafal Alquran meskipun hanya 1 sampai 2 ayat saja. Sehingga dari sana ia termotivasi untuk meneruskan hafalannya hingga sekarang.
Karena menurutnya, hafalan yang ia miliki saat ini sangat berguna bagi kehidupannya, sangat disayangkan jika tidak dilanjutkan sampai tuntas.
Hingga pada lulus sekolah SD, Aida sudah memiliki bekal hafalan juz 29 dan juz 30.
Belajar dan menghafalkan Alquran hingg ke Madura
Kemudian, ia melanjutkan sekolah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMA di salah satu sekolahan di Madura. Ia mengikuti jejak saudara kandungnya yang sempat bersekolah di tempat yang sama. Sehingga selama kurang lebih 6 tahun ia berpisah tempat tinggal dengan kedua orangtua.
Di sana, Aida sekolah sekaligus mondok. Sehingga hafalan yang ia miliki semasa SD dilanjutkan sampai lulus SMA dengan memiliki hafalan sebanyak 30 juz tepat pada kelas 2 SMA.
Pantang menyerah
Mahasiswa ini mengaku saat SMA sempat berada di dalam kondisi yang letih menghafal Alquran. Sebab saat menginjak di kelas 1 SMA, ia mendapatkan guru yang memberikan target kepada siswanya sehari menghafal sebanyak 3 halaman dari yang biasanya hanya 1 halaman.
Namun, perasaan itu segera Aida empaskan. Ia berusaha untuk membuang jauh-jauh rasa capai itu agar bisa terus menghafal Alquran dan mencapai target yang ditentukan. Karena, setiap Aida merasa malas menghafal, ia selalu mengingat-ngingat kembali perjuangan yang telah dilaluinya untuk bisa mendapatkan hafalan.
Lihat halaman berikutnya >>>