Bentrokan berdarah terjadi antara pasukan organisasi Zionis dan tentara Irak, yang mendarat di Palestina untuk mempertahankan tanah Arab dan mencegah berdirinya negara Yahudi di sana.

Pada saat Zionis Israel mulai melakukan ekspansi ke wilayah Palestina dan mengusir warga sipil dari tanah mereka pada 1948, tentara Irak termasuk di antara tentara Arab yang berpartisipasi dalam perang melawan entitas Zionis. Awal perjalanan pasukan Irak ke Palestina adalah pada 15 Mei 1948 yang terdiri dari 3.000 tentara yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Muhammad Al Zubaidi.

Di antara perintah yang datang dari tentara Irak kepada rakyat Palestina adalah pindah ke kota Nablus dan mengusir pasukan pendudukan dari desa Al Jiftlik untuk merebut kembali kendali atas desa tersebut, setelah beberapa kota terdekat lainnya direbut.

Namun, pasukan zionis Israel berencana memasuki kota Jenin dengan tujuan mencegah serangan Irak. Rencana ini kemudian dijalankan zionis pada 31 Mei 1948. Saat itu pasukan zionis lebih banyak dan persenjataan yang mereka miliki lebih mumpuni dibandingkan tentara Irak dan pejuang Palestina.

Merasa lebih unggul, pasukan zionis Israel maju dan menyerang desa-desa Palestina di Kota Jenin sehingga menimbulkan kerugian besar bagi tentara Irak. Namun, komandan militer Irak, Omar Ali Al Birqdar, mampu mengubah keadaan. Dia memutuskan berangkat dan membebaskan Kota Jenin. Padahal seharusnya dia pergi ke Netanya untuk mengendalikan serangan di sana.

Alasan mengapa Komandan Al Birqdar mengubah jalur militernya adalah karena dia bertemu perempuan dan orang lanjut usia yang melarikan diri dari Jenin setelah ada serangan terhadap warga di sana untuk menduduki kota Jenin.

Bentrokan senjata antara tentara Irak dan zionis Israel pun tak terhindarkan. Tentara Irak berhasil menaklukkan tentara zionis dan mengembalikan Jenin ke pemiliknya pada 4 Juni di tahun yang sama, 1948.

Namun, keberhasilan ini juga...

Ikuti Whatsapp Channel Republika