Rabu 18 Oct 2023 12:06 WIB

Organisasi Zionis Pernah Ledakkan Kapal Berisi Imigran Yahudi, Ini Sejarahnya

Usai peristiwa ledakan tersebut, tudingan malah diarahkan kepada warga Palestina.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Pengungsi Palestina menyusul Perang Arab-Israel 1948
Foto:

Pada Desember 1945, pada peringatan tenggelamnya kapal tersebut, wakil pemimpin redaksi surat kabar Yahudi Young Labour menerbitkan sebuah artikel berjudul "Di hari yang pahit dan sembrono, ada tangan jahat yang menenggelamkan kapal".

Pada saat itu, mereka yang bertanggung jawab atas operasi peledakan kapal itu belum diketahui. Artikel tersebut menimbulkan kontroversi besar di antara para pemimpin organisasi zionis Haganah dan manajemen surat kabar. Ini sekaligus menyebabkan perpecahan internal yang berlanjut selama bertahun-tahun.

Tujuan Haganah adalah mencoba menyiarkan pengeboman kapal tersebut sebagai simbol perlawanan Zionis terhadap keputusan Mandat Inggris yang mencegah ekspansi Zionis di wilayah Palestina, meskipun peran langsung Haganah di dalamnya tidak diungkapkan kepada publik.

Misteri pengeboman kapal Perancis SS Patria di pelabuhan Haifa berlanjut hingga 1957, yaitu setelah Nakba dan berdirinya pendudukan Israel. Tepatnya setelah agen Yahudi bernama Monia Mardor, yang menanam bom di kapal, mengungkap rincian apa yang terjadi di hari itu. Dalam sebuah buku ia membeberkan pengalamannya dalam organisasi Zionis.

Kini, keuntungan demografis di Israel dan wilayah pendudukan Palestina mempunyai konsekuensi geopolitik dan ekonomi. Di antara populasi Israel yang berjumlah 9,5 juta orang, orang Arab pedalaman yang sebagian besar beragama Islam, berjumlah sekitar 21 persen dari total populasi. Sedangkan orang Yahudi berjumlah sekitar 74 persen.

Namun jika menambahkan populasi penduduk di Tepi Barat dan Jalur Gaza, maka mayoritas Yahudi turun menjadi hampir setengahnya. Ini adalah dilema yang dihadapi Israel karena tidak bisa memiliki mayoritas Yahudi yang kohesif. Karena itu, dalam konteks ini, angka kelahiran selalu menjadi hal yang penting, dan para pemimpin Israel dan Palestina selalu berupaya untuk menyelidiki dan meneliti angka tersebut.

Mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat menggambarkan rahim wanita Palestina sebagai senjata paling ampuh rakyat Palestina. Proyeksi demografi menunjukkan bahwa jumlah warga Palestina yang tinggal di antara Sungai Yordan dan Laut Mediterania pada akhirnya akan melebihi jumlah warga Yahudi. Di sisi lain, Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel yang paling lama menjabat, mengungkapkan ketakutannya yang besar akan hal ini.

sumber : Arabic Post
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement