Kamis 24 Aug 2023 15:23 WIB

Nyaman dalam Maksiat? Waspada, Bisa Jadi Tanda Murka Allah

Waspada bila seseorang nyaman dalam perbuatan maksiat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi dosa dan balasan perbuatan maksiat di dunia
Foto: Dok Republika
Ilustrasi dosa dan balasan perbuatan maksiat di dunia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seorang Muslim perlu berhati-hati saat dia 'hanyut' atau nyaman berada dalam kemaksiatan. Justru ternyata ini merupakan wujud murka Allah SWT terhadap dirinya.

 

Baca Juga

Hamba tersebut terus-menerus ada dalam rasa senangnya terhadap perbuatan maksiat dan melanggar perintah Allah SWT. Ketika seorang hamba mencintai sesuatu yang dibenci Allah SWT, maka sama saja ia membenci apa yang dicintai Allah SWT.

 

Mengapa orang tersebut hanyut dalam kemaksiatan? Karena Allah SWT telah memberi kenikmatan kepada dirinya sehingga orang tersebut terus berada dalam perbuatan buruk.

 

Allah SWT telah menggambarkan bagaimana orang-orang kafir yang menikmati segala kesenangan di dunia, sebagaimana ayat suci berikut ini:

 

اِنَّ اللّٰهَ يُدْخِلُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ۗوَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا يَتَمَتَّعُوْنَ وَيَأْكُلُوْنَ كَمَا تَأْكُلُ الْاَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَّهُمْ

 

"Sungguh, Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir menikmati kesenangan (dunia) dan mereka makan seperti hewan makan; dan (kelak) nerakalah tempat tinggal bagi mereka." (QS Muhammad ayat 12)

 

Hal lain yang menjadi tanda murka Allah SWT kepada seorang hamba, adalah gagalnya orang tersebut dalam bertaubat dan melakukan amal shaleh. Ketika seorang Muslim lalai dalam beribadah, dan bahkan meninggalkan taubatnya, ini adalah bentuk azab Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukannya.

 

Misalnya hamba tersebut lalai dalam melaksanakan shalat wajib. Atau dia melupakan apa yang menjadi hak-hak Allah SWT dan orang-orang di sekitarnya. Dia tidak memperhatikan dan tidak peduli tentang nasibnya di dunia dan akhirat.

 

Allah SWT berfirman:

 

وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللّٰهَ فَاَنْسٰىهُمْ اَنْفُسَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

 

"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik." (QS Al Hasyr ayat 19)

 

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Jika Allah SWT mencintai seorang hamba-Nya, Dia memanggil Jibril bahwa sesungguhnya Allah SWT mencintai si Fulan, maka cintailah dia. Maka jibril mencintai hamba itu lalu Jibril berseru kepada penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai si Fulan, maka cintailah dia. Maka seluruh penduduk langit mencintai hamba itu, kemudian orang itu pun djadikan bisa diterima oleh penduduk bumi.

 

Dan jika Dia membenci seorang hamba, dia memanggil Jibril, dan berkata bahwa Allah SWT membenci hamba tersebut, jadi aku membencinya. Maka Jibril membencinya lalu berseru kepada penduduk langit, bahwa Allah SWT membenci hamba itu. Maka mereka membencinya. Kemudian hamba tersebut dibenci oleh penduduk bumi." (HR Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah)

 

 

 

 

sumber : Mawdoo
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement