Rabu 23 Aug 2023 19:34 WIB

Di Balik Kecanggihan Optik Kamera Ponsel Pintar, Ada Jasa Ilmuwan Muslim Ibnu Al-Haitsam

Ibnu Al-Haitsam berkontribusi dalam penemuan optik kamera

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi jamaah melakukan foto selfie. Ibnu Al-Haitsam berkontribusi dalam penemuan optik kamera
Foto:

Ibnu al-Haitsam pun ditahan di bawah tahanan rumah sampai khalifah al-Hakim dibunuh pada tahun 1021 Masehi, dalam keadaan misterius. Kemudian Ibnu al-Haitsam memilih tempat tinggalnya di dekat Masjid Al-Azhar di Kairo, di mana hari ini terdapat jalan atas namanya.

Selama berada di sanalah, Ibnu al-Haitsam mengembangkan penemuan terbesarnya, dan menghasilkan karya berjudul "Kitab Al-Manazhir" (Kitab Optik) yang terkenal. Dia tetap tinggal di sana sampai wafat pada usia 74 tahun.

Buku "Kitab Al-Manazhir" terdiri dari tujuh jilid. Buku ini muncul setelah perdebatan ilmiah tentang optik menjadi kontroversial. Sebab sebelumnya ada dua teori optik saling berlawanan dan sangat kontras satu sama lainnya.

Teori optik pertama adalah mata memancarkan sinar cahaya, yang menghasilkan persepsi penglihatan. Teori ini didukung oleh filsuf besar seperti Euclid dan Ptolemeus.

Teori kedua, menyatakan bahwa penglihatan terjadi setelah cahaya memantul dari benda dan benda yang berbeda, dan masuk ke mata. Aristoteles mendukung teori kedua ini.

Adapun "Kitab Al-Manazhir" karya Ibnu al-Haitsam mendukung teori yang kedua. Teori optik milik Ibnu al-Haitsam semakin kuat dengan adanya karya Galen tentang anatomi.

Dalam "Kitab Al-Manazhir", Ibnu al-Haitsam menyebutkan bahwa mata tidak memancarkan cahaya, tetapi cahaya memantul dari objek penglihatan ke mata. Dia membuktikannya dengan lebih dari satu percobaan, dan menjadi yang pertama mempelajari lensa dan menemukan kemampuan lensa cembung untuk memperbesar objek.

Baca juga: Sosok Perempuan Hebat di Balik Tumbangnya Tiran dan Singgasana Firaun

 

Pada awal abad ke-13, karya-karya Ibnu al-Haitsam diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, sehingga tersebar luas ke berbagai penjuru dunia. Bahkan, filsuf Inggris Roger Bacon menggunakan karya Ibnu al-Haitsam sebagai dasar penemuan kacamata untuk membantu kalangan lanjut usia yang memiliki masalah penglihatan.

Lebih dari 100 tahun kemudian, Bacon memanfaatkan teori-teori Ibnu al-Haitsam. "Al-Manazhir" karya Ibnu al-Haitsam berkontribusi besar pada perkembangan ilmiah Eropa dan memengaruhi ilmuwan lain seperti Johannes Kepler.

Ibnu al-Haitsam juga tertarik mempelajari bayangan, gerhana, dan sifat fisik cahaya. Kalau Anda ingat pelajaran di bangku sekolah, ada materi mata pelajaran yang menyatakan bahwa bulan adalah benda langit yang tidak bersinar dengan sendirinya sehingga bulan tidak memancarkan cahaya. Bulan, tanpa benda langit lainnya, tidak bersinar. Bulan mendapat cahaya dari sinar matahari. Ternyata kesimpulan ini adalah hasil kerja ilmiah dari Ibnu al-Haitsam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement