Senin 18 Jul 2022 21:52 WIB

Bercanda yang Dilarang Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani

Islam tidak melarang bercanda selama tidak langgar ketentuan

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Dua orang tertawa bercanda bersama. Ilustrasi. Islam tidak melarang bercanda selama tidak langgar ketentuan
Foto: Rita D/Flickr/hiveminer.com
Dua orang tertawa bercanda bersama. Ilustrasi. Islam tidak melarang bercanda selama tidak langgar ketentuan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang Muslim juga harus memiliki senyuman dan kesenangan dalam menjalani kehidupannya. 

Menurut Syekh al-Mishri, dalam kitab berjudul Sa'ah Wa Sa'ah Nawadir Wa Ajaib karya Syekh Mahmud al-Mishri yang diterjemahkan Ustadz Abdul Somad (UAS) menjadi buku dengan judul “Semua Ada Saatnya: Seni Menikmati Hidup Lebih Seimbang” terbitan Pustaka Al-Kautsar, dijelaskan bahwa  seorang Muslim yang menenangkan dirinya dengan kisah-kisah unik, itu lebih baik bagi dirinya daripada menghabiskan energi yang dimilikinya untuk hal-hal yang diharamkan Allah SWT. 

Baca Juga

Karena itu, dia pun menulis kitab yang memuat kisah unik dan menarik ini, yang mana pembahasannya terbagi menjadi empat bab. Pada bab pertama, penulis menyajikan beberapa tema menarik tentang hukum syariat Islam. Setidaknya ada 21 tema yang disajikan. Di antaranya tentang canda dan gurauan, baik yang diharamkan maupun yang dibolehkan. 

Syekh al-Mishri menjelaskan, dalam beberapa hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW bercanda dan bergurau dengan canda dan gurauan yang dibolehkan. Dia pun menceritakan berbagai bentuk candaan Rasulullah SAW. Kendati demikian, ada juga gurauan yang diharamkan. 

Menurut Syekh al-Mishri, jika gurauan tidak diletakkan pada tempatnya, maka pasti akan menyebabkan permusuhan. Jika manusia terus menerus melakukan itu dan bersikap berlebihan, maka pasti akan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi individu dan masyarakat secara bersamaan 

Menukil pernyataan Ibnu Hajar Al-Asqalani, “Gurauan yang dilarang, jika di dalamnya terdapat sikap berlebihan, atau dilakukan secara terus menerus. Karena dapat melalaikan dari dzikir mengingat Allah dan memikirkan perkara-perkara penting dalam agama. Bahkan seringkali menyebabkan keras hati, menyakiti orang lain, dengki, tidak disegani dan tidak memiliki wibawa.” 

Syekh al-Mishri mengajak kepada umat Islam bergembira dalam naungan agama Islam yang mulia, serta mengurai senyuman untuk saudara-saudaranya yang seiman. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk mengalokasikan setiap waktu sesuai pada tempatnya, sehingga kita bisa hidup dengan seimbang.      

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement